MODUL II BBLR

Modul Tutorial Blok Reproduksi


SKENARIO

Seorang bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas dari seorang ibu berumur 40 tahun. Berat lahir 1500 gram, skor Ballard 18. Saat lahir bayi segera menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah. Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi napas 70 x per menit, retraksi di daerah subcostal, tidak tampak biru, dan pada auskultasi terdengar expiratory grunting. Suhu aksiler 36,3 C. Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning.

KATA SULIT

•Skor Ballard : Cara menentukan umur kehamilan berdasarkan kematangan fisik
•Retraksi subcostal : tarikan otot-otot bantu pernafasan subcostal
.Expiratory grunting : Bunyi seperti dengkuran pada saat melakukan expirasi
.Lahir spontan : lahir normal atau lahir biasa dimana saat proses persalinan tidak menggunakan alat-alat bantu seperti forcep, vakum, dan lain-lain serta ibu dan bayi tidak mengalami gangguan dimana persalinannya berlangsung.

KALIMAT KUNCI

-Bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas
-Ibu berumur 40 tahun
-Berat lahir 1500 gram, skor Ballard 18
-Saat lahir bayi segera menangis
-Ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau
-Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir
-Isapan bayi tampak lemah
-4 jam setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi nafas 70 x per menit
-Retraksi daerah subcostal
-Expiratory grunting pd auscultasi bayi
-Suhu axiller 36,3 °C
-2 hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning

PERTANYAAN
1. Sebutkan ciri-ciri Bayi Lahir Normal dan Bayi pada kasus diatas ?
2. Etiologi terjadinya BBLR ?
3. Bagaimana proses terjadinya pematangan paru ?
4. Klasifikasi BBLR ?
5. Masalah yang biasa terjadi pada BBLR ?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya sesak pada bayi ?
7. Mengapa isapan bayi lemah dan sesak ?
8. Mengapa pada auskultasi terjadi Expiratory grunting ?
9. Bagaimana ikterus fisiologik dan ikterus patologik terjadi ?
10. Penanganan awal ?
11. Langkah langkah diagnostik terkait kasus ?
12. Penatalaksanaan yang diberikan pada BBLR ?
13. Pencegahan terjadinya BBLR ?
14. Komplikasi yang bisanya terjadi pada BBLR ?
15 Differential diagnostik ?

JAWABAN

1. A. Bayi Lahir Normal
•Umur khamilan 37 – 42 minggu
•BB lahir 2500 – 4000 gram
•Lingkar kepala 33 – 38
•Frekuensi jantung 120 – 160 per mnt
•Kulit kemerahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
•Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
•Kuku agak panjang + lemas
•Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
•Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

B. Ciri-ciri Bayi pada Skenario
-Berat 1500 gr
-Suhu 36,3
-Pernapasan 70x per menit
-Skor ballard 18 à usia kehamilan 32 minggu
-Refleks isap lemah
-Skor down 4 ( gawat nafas)
-Suhu 36.3 ( hipotermi)
-Takipneu (70 x per menit)
-Wajah dan dada kuning 5,6-12,1 mg% skor kramer

2. Etilogi BBLR ?

(1) Faktor ibu
a. Penyakit : Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain
b. Komplikasi pada kehamilan : Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c. Usia Ibu dan paritas : Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia
d. Faktor kebiasaan ibu : Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.

(2) Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar atau ganda (gemeli), kelainan kromosom.

(3) Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.

3. Bagaimana Proses Pematangan Paru ?

a. Periode Pseudoglandula 5-16 minggu
Cabang2 berlanjut membentuk bronchiolus terminalis,tp blm ada bronchiolus respiratorius Atau alveoli
b. Periode Canalicular 15-26 minggu
Setiap bronchiolus terminalis,2/lebih bronchiolus Respiratorius, 3-6 duktus alveolarisi
c. Periode Saccus Terminalis 26minggu-lahir
Terbentuk Saccus Terminalis (alveoli primitif) dan Kemudian kapiler membentuk hubungan erat
d. Periode Alveolaris 8 bulan-masa kanak2
Alveoli matang dgn hubungan epitel endotel (kapiler) yg sudah berkembanga dengan baik

4. Klasifikasi BBLR ?
•Prematur murni :
UK: < sga="/Small" style="font-weight: bold;">Sifat- sifat anatomis
- Kulit tipis, trasparan Lanugo banyak Jaringan subkutis lemak berkurang
- Kelenjar mamma belum sempurna
- Ossifikasi tengkorak sedikit
- Ubun-ubun dan sutura lebar
- Tulang rawan daun telinga belum cukup

Sifat- sifat fisologis :
- Vitalitas : Kurang aktif dan banyak tidur
- Suhu irregular Tendensi hipotermi
- Pernapasan : kadang cheyne stokes
- Refleks menelan dan batuk belum sempurna

5. Masalah yang dapat limbul pada BBLR?

Masalah yang dapat timbul berupa:
Sistem Respiratorik
•Respiratory distress syndrome (hyaline membrane disease)
•Apnea
Sistem Kardiovaskular
•Patent Ductus Arteriousus
•Bradikardi dengan apnea
Hematologi
•Hyperbilirubinemia–indirect
•Subcutaneous, organ (liver, adrenal) hemorrhage
Sistem Pencernaan
•Poor gastrointestinal function–poor motility
Sistem Endokrin Metabolik
•Hypocalcemia
•Hypoglycemia
•Hypothermia
Sistem Nervous Sentral
•Hypotonia
Sistem Urologi
•Hiponatremia
•Hipernatremia
•Hiperkalemia
Other
•Infections

6. Mekanisme sesak pada bayi ?
Kemungkinan sesak pada bayi yang lahir premature tanpa penanganan antepartum adalah berupa ketidak matangan paru-paru meghasilkan surfaktan. Ini dapat berkibat kolapsnya jaringan alveoli yang menyebabkan menurunnya proses difusi udara dalam jalur pernapasan bagian bawah.Sebagai akibat ini tubuh merespon untuk mempertahankan udara lebih lama di paru-paru dengan jalan menutup jalan napas dengan epiglottis(timbul suara yaitu expiratory grunting), menahan pengembangan paru dengan retraksi otot-otot pernapasan dan takipne

7. Mengapa isapan bayi lemah dan sesak ?
Adanya imaturasi atau kurang berfungsinya alat-alat tubuh untuk melakukan isapan. Selain itu juga disebabkan oleh immaturasi susunan saraf pusat untuk koordinasi refleks mengisap pada bayi premature.

8. Mengapa pada auskultasi terdengar Expiratory grunting ?
Expiratory grunting terjadi bila expirasi melawan glotis yang sebagian tertutup. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas residual yang akan meningkatkan ventilasi

9. Bagaimana ikterus fisiologik dan ikterus patologik terjadi ?
Biasanya ikterus dikatakan fisiologik bila
•Timbul pada hari kedua dan ketiga
•Kadar bilirubin indirek sesudah 2x24 jam tidak melewati 15 mg% pada neontus cukup bulan dan 10 mg% pada neonates kurang bulan
•Kecepatan peningkatan bilirubin tak melebihi 5 mg% per hari
•Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%
•Ikterus menghilang pda 10 hari pertama
•Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik.
Ikterus patologik
•Produksi bilirubin berlebihan: inkompabilitas darah Rh, def. enzim G6PD
•Gggn ambilan & konjugasi bilirubin: sindrom gilbert, sindrom Criggler-Najjar , def. protein Y
•Gggn transportasi : dipengaruhi obat2an, def. albumin
•Gggn ekskresi: obstruksi intrahepatik/ ekstrahepatik

10. Penanganan awal ?
•Mempertahankan suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan. Dalam ruang perawatan bayi, suhu dipertahankan tidak kurang dari 24oC atau jika bayi sangat kecil dimasukan ke incubator dengan suhu dipertahankan 26-32oC dengan kelembaban 65-75 %. Oksigen diberikan melalui kotak kepala (head box) atau masuk ke dalam incubator secara terkontrol.
•Mencegah infeksi
Infeksi dikontrol dengan perhatian khusus untuk mencegah penularan infeksi dari pengunjung dan staf yang bertugas, dan hal-hal lain ke kamar perawatan bayi. Mencuci tangan sebelum memegang bayi merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting.
•Pengawasan nutrisi/ASI
Refleks mengisap BBLR belum sempurnah, oleh sebab itu pemberian nutrisi/ASI harus dilakukan dengan cermat. Bila bayi tidak dapat mengisap tapi bias menelan, langsung saja tetesi ASI dari puting susu ibu atau diberikan melalui pipa/sendok.
•Penimbangan
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan dengan ketat.

11. Langkah langkah diagnostic ?
•Anamnesis
riwayat yang peru ditanyakan pada ibu dalam anamnesis unt menegakkan mencari etiologi dan faktor faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR
- umur ibu
- HPHT
- riwayat persalinan
- paritas, jarak kelahiran sebelumnya
- kenaikan BB selama hamil
- aktivitas
- penyakit yang diderita selama hamil
obat obatan yang diminum selama hamil
•Pemeriksaan fisis
- BB
- tanda tanda prematuritas
- tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
•Pemeriksaan penunjang
- skor ballard
- tes kocok (shake test) – yang dianjurkan untuk bayi kurang bulan
- darah rutin, glukosa darah
- kadar elektrolit dan analisa gas darah (bila perlu)
- foto dada atau babygram
- USG Kepala

12. Penatalaksanaan ?

Medikamentosa
- Vitamin K1 injeksi IM dosis tunggal 1mg.
Dietetik : pemberian ASI personde
Supportif :
Pantau Jalan napas
inkubator u/ mempertahankan suhu pada keadaan normal.
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

13. Pencegahan terjadinya BBLR?

•Pemeriksaan kehamilan secara berkala
•Penyuluhan kesehatan kesehatan pertumbuhan janin
•Perencanaan persalinan pada usia reproduksi sehat (20-34 tahun)
•Dukungan sektor lain untuk peningkatan pendidikan Ibu dan status ekonomi keluarga.

14.Komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR ?
Gangguan pernapasan/paru-paru
Gangguan hati
Hipotermia
Intraventricular hemorage
Retinophaty
Hipoglikemia

15. DD


KESIMPULAN

Segala manifestasi klinik yang terjadi pada skenario merupakan akibat dari kelahiran bayi yang prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu )

REFFRENSI

Buku Embriologi Kedokteran Langhman

Nelson Textbook

Journal of American Pediatric

Emedicine.com

Oski's Pediatrics: Principles and Practice, 3rd Edition (June 1999): By Julia A. McMillan (Editor), Catherine D. Deangelis (Editor), Ralph D. Feigin (Editor), Joesph B. Warshaw (Editor), Frank A. Oski (Editor), Joseph B. Warshaw By Lippincott Williams & Wilkins Publishers

Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawijoyo, Jakarta. 2006

Dasar-dasar obstetric dan ginekologi edisi 6, Derek Llewellyn-Jones









Komentar

Postingan Populer