KLASIFIKASI STATUS GIZI


Klasifikasi status gizi digunakan untuk memilah–milah nilai status gizi sedangkan garis pembatas (cut off points) digunakan untuk membedah(indikator) nilai status gizi. Klasifikasi status gizi bermacam – macam :
1.  Klasifikasi dengan satu indeks antropometri, yaitu B/U, T/U, LLA/U, dan LLA/T untuk gizi kurang ; serta B/T untuk seluruh spektrum keadaan gizi.
2. Klasifikasi dengan gabungan indeks antropometri, yaitu menurut Waterloo ( B/T dan B/U ) dan WHO     ( B/T, B/U, dan T/U ).
3. Klasifikasi dengan gabungan indeks antropometri dengan pemeriksaan fisis dan/ atau laboratorium, yaitu tatacara klasifikasi menurut Wellcome Trust Party     (B/U, edema) dan menurut Mc Larren (B/U, edema, serum protein).
4. Klasifikasi dengan indeks antropometri dalam bentuk rasio dan pangkat/ akar, yaitu indeks massa tubuh ( BMS = Body Mass Index) rasio berat (kg) terhadap tinggi (m) pangkat dua.(Arif mansjoer, Dkk : 576 – 577, 2000).

Klasifikasi Gomez (1956)
Baku yang digunakan oleh gomez adalah baku rujukan Harvard. Indek yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/ U). Sebagai baku patokan digunakan persentil 50. Gomez mengklasifikasikan status gizi atau KEP Yaitu normal, ringan,sedang dan berat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 2.1                      Klasifikasi KEP menurut Gomez
Kategori
(Derajat KEP)
BB/ U (%)
0 = Normal
1 = Ringan
2 = Sedang
                         3 = Berat
< 90 %
89 – 75 %
74 – 60 %
< 60 %
(Sumber Gibson Rosalind. S, 1990. Principle Of Nutritional Assessment,Oxford
University      Press, New York)


 Klasifikasi kualitatif Menurut Wellcome Trust
Yang mana sangat mudah tidak memerlukan pemeriksaan klinis maupun laboratorium. Penetuan dapat dilakukan oleh tenaga medis setelah diberi latihan yang cukup. Dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2                 Menurut Wellcome Trust Klasifikasi Status Gizi
Berat Badan (%)
Edema
Tidak ada
Ada
> 60 %
< 60 %
Gizi Kurang
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus – Kwashiorkor
                    (Sumber, Solihin Pudjiadi, 1997. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Fk UI. Jakarta)

 Klasifikasi menurut Waterlow
Waterlow membedakan antara penyakit KEP yang terjadi akut dan kronis. Beliau berpendapat bawa depisit Berat badan terhadap tinggi badan mencerminkan gangguan gizi yang akut dan menyebabkan keadaan Wasting (kurus – kering). Depisit tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi yang berlangsung  sangat lama. Akibat yang ditimbulkan adalah anak menjadi pendek stunting untuk umurnya. Dapat dilihat pada Tabel 2. 3.

Tabel 2.3                                    Klasifikasi menurut Waterlow
Kategori
Stunting
(Tinggi menurut umur)
Wasting
(Berat menurut tinggi)
0
1
2
3
>95 %
90 – 80 %
80 – 70 %
< 70 %
>90 %
90 -80 %
80 – 70 %
< 70 %
(Sumber, Solihin Pudjiadi, 1996. Ilmu Gizi klinis pada Anak. Jakarta)

Klasifikasi menurut Jelliffe
Indek yang digunakan adalah berat badan menurut umur. Pengkategorian adalah I, II, III, IV. Dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4                                                  Klasifikasi KEP
Kategori
 BB? U (%)
KEP I
KEPII
KEP II
KEP IV
90 – 80
80 – 70
70 – 60
< 60
(Sumber, Rekso dikusumo, 1996. Penilain Status Gizi secara   antropometri. Jakarta)

Klasifikasi Bengoa
Ada 3 kategori yaitu KEP I, II, dan III. Indek yang digunakan adalah berat badan menurut umur. Dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5                                                 Klasifikasi KEP
Kategori
BB/ U (%)
KEP I
KEP II
KEP III
90 -76
75 -61
Semua penderita dengan edema
                (Sumber, Rekso dikusumo,1996. Penilaian Status Gizi secara Antropometri. Jakarta)

Klasifikasi menurut Rekomendasi Lokakarya Antropometri, 1975 serta Puslitbang Gizi, 1978
Dalam rekomendasi tersebut digunakan  lima macam indeks yaitu : BB/ U, TB/ U, LLA/ U, BB/ TB dan LLA/ TB. Dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Klasifikasi KKP berdasarkan Lokakarya Antropometri Depkes 1974 dan menurut Puslitbang Gizi 1978
Kategori Gizi
BB/U
TB/U
LLA/U
BB/TB
LLA/TB
Baik/ Normal
Kurang
Buruk
100 – 80
< 80 – 60
< 60
100 -95
< 95 – 85
< 85
100 – 85
< 85 – 70
< 70
100 – 90
< 90 – 70
< 70
100 – 85
< 85 – 75
< 75
(Sumber, Djumadias Abunain,1990. Aplikasi Antropometri. Jakarta)

Klasifikasi  Cara WHO
Pada dasarnya mengunakan 3 indek yaitu : BB/TB, BB/ U, dan TB/ U. Dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7         Intepretasi keadaan gizi berdasarkan 3 Indeks antropometri
B/T
B/U
T/U
Keadaan Gizi
N
N
N
R
R
R
T
T
T
R
N
T
R
R
N
T
N
T
T
N
T
T
N
T
R
R
N
Baik, pernah kurang gizi, pendek
Baik, perawakan medium
Baik perawakan jangkung
Buruk/ kurang, jangkung
Buruk, perawakan medium
Kurang, perawakan jangkung
Lebih, kemungkinan obesitas
Lebih, pernak kurang gizi, pendek
Lebih, tidak obesitas, medium
                     (Supariasa, 2001)    


Komentar

  1. ass, trimakasih mb sbelumnya atas infonya, namun sy ingin tanya mb bgaimana mndaptkan acuan ambang batas status gizi yg dihitung berdasarkan LLA//TB tsb mb, timakasih sbelumnya ..

    BalasHapus

Posting Komentar

mampir comment dulu sodara..

Postingan Populer