NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
*Dibawakan dalam tugas akhir clerkship di bagian kulit kelamin fakultas kedokteran universitas hasanuddin*
I.
DEFENISI
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis adalah
penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai
dengan likenifikasi. Likenifikasi
timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang
dalam waktu yang cukup lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu area tertentu pada kulit sehingga
garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan hyperkeratosis dan
secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan kulit.1,2,3
Gejala dan tanda yang khas seperti gatal,
terlikenifikasi, dan sirkumskripta yang dapat muncul di berbagai tempat dari
tubuh merupakan karakteristik dari liken simpleks kronik, yang juga dikenal
sebagai neuroderamtitis sirkumskripta. Penyakit ini memiliki predileksi di punggung, leher, dan
ekstremitas terutama pergelangan tangan
dan lutut. 3,4
Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang
sekunder ketika seseorang mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang
spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang mendasar yang dapat
mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir dengan likenifikasi.
Penyakit ini biasanya timbul pada pasien dengan
kepribadian yang obsessif, dimana selalu ingin menggaruk bagian tertentu dari
tubuhnya.1,2,5
II.
EPIDEMIOLOGI
Neurodermatitis
sirkumskripta jarang ditemukan pada anak-anak. Biasanya terjadi pada orang dewasa. Puncaknya
ditemukan antara umur 30 sampai 50 tahun. Lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria. Insidens
tertinggi didapatkan pada bangsa ras Asia. 2,6
III.
ETIOLOGI
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum
diketahui secara pasti. Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa
gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari neurodermatitis sirkumskripta
dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 4,6
1. Faktor eksterna
1.1 Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat
berimplikasi dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang
tinggi memudahkan seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini
biasanya menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital.2,6
1.2 Gigitan
Serangga
Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh
yang mengakibatkan rasa gatal.3
2. Faktor Interna
2.1 Dermatitis
Atopik
Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan
atopik telah banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis
atopic terkena neurodermatits sirkumskripta. 2,3
2.2 Psikologis
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang
mengakibatkan neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai bagian dari proses
patologis dari lesi yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter
yang mempengaruhi perasaan, seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid,
memodulasikan persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal.2,3
IV.
PATOGENESIS
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah pruritus.
Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan
gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus yang
memegang peranan penting dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu pruritus
tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan neurodermatitis mempunyai gangguan metabolik atau gangguan
hematologik. Pruritus tanpa kelainan kulit dapat ditemukan pada
penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma , polisitemia rubra
vera, hipertiroidisme, gluten-sensitive
enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang disebabkan oleh
kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak
alergi, dermatitis statis, dan gigitan serangga. 2,4
Pada pasien
yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan penebalan
dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka
disebut neurodermatitis sirkumskripta.Adanya garukan yang terus-menerus diduga
karena adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah
peneliti melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya
stress. Adanya sejumlah saraf
mengandung immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan SP
(Substance Peptida) meningkat pada
dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis
sirkumskripta. Sejumlah saraf menunjukkan imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y, dimana sama
pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal. Hal
tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari trauma
mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel
mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel
perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia
neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel kapiler. 2,3,4,7,8
(gambar 2 : likenifikasi pada bagian ekstensor ekstremitas inferior )
V.
GEJALA
KLINIS
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks
kronik. Gatal bias paroksismal, terus-menerus, atau sporadik. Menggosok dan
menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri,
atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Keparahan gatal
dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga
dapat bertambah parah pada saat terjadi stress psikologis. 2
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan
penggarukan yang berulang menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit
dengan garis-garis kulit semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan
ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang.
Bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarya hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas. Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat
melibatkan lebih dari satu tempat. 2
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah
kulit kepala, tengkuk leher (terutama pada wanita) pergelangan kaki, eksremitas
ekstensor, dan region anogenital. Daerah genital yang sering terkena adalah
labia mayora pada wanita dan skrotum pada laki-laki. Pada pasien dengan eczema
atopi, intervensi kulit lebih berlikenifikasi dan serotik. Pada pasien non
atopi, tana kutaneus dari penyakit sistemik atau limfadenopati dapat terjadi.1,7
IV.PEMERIKSAAN
PENUNJANG
I. Tes Laboratorium
Pada
pemeriksaan laboratorium tidak ada tes yang spesifik untuk neurodermatitis
sirkumskripta. Tetapi walaupun begitu, satu studi mengemukakan bahwa 25 pasien
dengan neurodermatitis sirkumskripta positif terhadap patch test. Pada
dermatitis atopik dan mikosis fungiodes bisa terjadi likenefikasi generalisata
oleh sebab itu merupakan indikasi untuk melakukan patch test. Pada pasien
dengan pruritus generalisata yang kronik yang diduga disebabkan oleh gangguan
metabolik dan gangguan hematologi, maka pemeriksaan hitung darah harus
dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid,
elechtroporesis serum, tes zat besi serum, tes kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity), dan foto dada.
Kadar immunoglobulin E dapat meningkat pada neurodermatitis yang atopik, tetapi
normal pada neurodermatitis nonatopik. Bisa juga dilakukan pemeriksaan potassium
hydroksida pada pasien liken simpleks genital untuk mengeleminasi tinea cruris.7,8
II. Histopatologi
Pemeriksaan
histopatologi untuk menegakkan diagnosis neurodermatitis sirkumskripta adalah
menunjukkan proliferasi dari sel schwann dimana dapat membuat infiltrasi
selular yang cukup besar. Juga ditemukan neural hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis dengan area
yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang irregular,
hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis bisa ditemukan, tetapi vesikulasi
tidak ditemukan. Papilomatosis kadang-kadang ditemukan. Ekskoriasi, dimana
ditemukan garis ulserasi punctata karena adanya jaringan nekrotik bagian
superficial papillary dermis. Fibrin dan
neutrofil bisa ditemukan, walaupun keduanya biasanya ditemukan pada penyakit
dermatosis yang lain. Pada papillary dermis
ditemukan peningkatan jumlah fibroblas.7
VI.
DIAGNOSIS
Diagnosis
untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pasien dengan neurodermatitis
sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu daerah atau lebih. Sehingga
timbul plak yang tebal karena mengalami proses likenifikasi. Biasanya rasa
gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan
kaki. Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat
pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan biasanya
gatal timbul intermiten.2
Pemeriksaan
fisis menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan terjadi
likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu hiperpigmentasi.1,2,3
Pada
pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan adanya hiperkeratosis dengan
area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang
irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papil dermis.7
VII.
DIAGNOSIS
BANDING
Kasus-kasus
primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :
a. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit
yang diinduksi oleh bahan kimia yang secara langsung merusak kulit dan oleh
sensitifitas spesifik pada kasus . penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan
kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut
dimulai dengan bercak eritematous yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema,
papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi.5,8,9
b.
Plak psoriasis
Psoriasis
merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik plak
eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan,skuama yang kasar, berlapis-lapis,
transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Llokasi
terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Penyebabnya belum diketahui secara
pasti, tetapi beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat
autoimun, dan residif,13
c.
Dermatitis seboroik
Dermatitis
seboroik merupakan gangguan papuloskuamosa yang terdapat pada daerah kaya sebum
seperti kulit kepala, wajah an punggung. Dermatitis ini berhubungan gengan
malassezi, abnormalitas imunologis, dan aktivasi dari komplemen. Berhubungan
erat dengan keaktifan glandula sebasea. Biasa terjadi pada bayi umur bulan
pertama dan mencapai puncak pada umur 18-40 tahun. Kelainan kulit terdiri atas
eritema dam skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang
tegas.14
d.
Liken Planus
Lesi yang
pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan warna kemerahan
berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas. Sering ditemukan pada permukaan
fleksor dari ekstremital, genitalia dan membrane mukus. Mirip dengan reaksi
mediasi imunologis. Liken planus ditandai dengan papul-papul yang mempunyai
warna dan konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah biru, berskuama,
dan berbentuk siku-siku.15
e.
Dermatitis atopi
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal,
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada
remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau
plak likenifikasi yang gatal.16
VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer adalah menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok
secara terus-menerus. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
memotong kuku pasien, memberikan antipruritus, glukokortikoid topikal atau
intralesional, atau produk-produk tar, konsultasi psikiatrik, dan mengobati
pasien dengan cryoterapi, cyproheptadine, atau capsaicin.6,9
a. Steroid topikal
Merupakan pengobatan pilihan karena
dapat mengurangi peradangan dan gatal serta perlahan-lahan menghaluskan
hiperkeratosisnya. Karena lesinya kronik. Pentalaksanaannya biasanya lama. Pada
lesi yang besar dan aktif, steroid potensi sedang dapat digunakan untuk
mengobati inflamasi akut. Tidak direkomendasikan untuk kulit yang tipis (vulva,
skrotum, axilla dan wajah). Steroid potensi kuat digunakan selama 3 minggu pada
area kulit yang lebih tebal.6,9
1.
Clobetasol
Topical steroid super poten kelas 1: menekan mitosis dan
menambah sintesis protein yang mengurangi peradangan dan menyebabakan
vasokonstriksi.
2.
Betamethasone dipropionate cream 0,05%.6,9
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap
steroid. Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi leukosit
polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.6,9
3.
Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % or ointment
Untuk peradangan kulit yang berespon baik
terhadap steroid. Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi leukosit
polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.6,9
4.
Fluocinolone cream 0.1 % or 0.05%
Topical kortikosteroid potensi tinggi yang menghambat
proliferasi sel. Mempuyai sifat imonusupresif dan sifat anti peradangan.6,9
b. Obat oral anti anxietas dan sedasi
Obat oral dan anti anxietas dapat
dipertimbangkan pada beberapa pasien. Menurut kebuthan individual,
penatalaksanaan dapat dijadwalkan setiap hari, pada ssat pasien tidur, atau
keduanya. Antihistamin seperti dipenhydramine dan hidroxyzine biasa digunakan.
Doxepin dan clonazepam dapat dipertimabangkan pada beberapa kasus. 17
c. Agen anti pruritus
Obat oral dapat mengurangi
gatal dengan memblokir efek pelepasan histamine secara endogen. Gatal
berkurang, pasien merasa tenang atau sedative dan merangsang untuk tidur. Obat
topical menstabilisasi membrane neuron dan mencegah inisiasi dan transmisi
implus saraf sehingga memberi aksi anestesi lokal.10
1.
Dipenhidramin,
Untuk meringankan gejala pruritus yang
disebabkan oleh pelepasan histamine.10
2.
Cholorpheniramine
Bekerja
sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1 pada sel efektor di pembuluh
darah dan traktus respiratori.10
3.
Hidroxyzine
Reseptor H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas
histamine diregion subkortikal system sraf pusat.10
4.
Klonazepam
Untuk anxietas yang disertai pruritus. Berikatan dengan
reseptor- reseptor di SSP, termasuk sistem limbik dan pembentukan retikular.
Efeknya bisa dimediasi melalui reseptor GABA.10
d. Agen imunosupresor
Tacrolimus, Mekanisme kerjanya
pada liken simpleks kronik tidak diketahui. Dapat mengurangi gatal dan
peradangan dengan menekan pelepasan sitokin dari sel T. juga menghambat
transkripsi gen yang mengkode IL-3, IL-4, IL5, GM-CSF, dan TNF- alfa, yang
semuanya terlibat dalam aktivasi sel T derajat dini. Juga dapat menghambat
pelepasan mediator sel mast dan basofil kulit dan mengurangi regulasi ekspresi
FCeRI pada sel langerhans. Obat dari kelas ini lebih mahal dari kortikosteroid
topical. Terdapat dalam bentuk ointment dalam konsentrasi 0.03% dan 0.1%.
indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil.10
e. Immunodilator
Berasal dari ascomycin, suatu
bahan alami yang diproduksi oleh jamur streptomyces hygroscopicus var
asmyeticus, bekerja menghambat produksi dan pelepasan sitokin inflamasi dari
sel T teraktivasi secara selektif dan berikatan dengan reseptor imunofilin
sitosolik makrofilin 12 (cytosolic
immunophili receptor macrophilin-12). Menghambat kompleks yang menghambat kalsineurin fofatase, yang kemudian
memblokir aktivasi sel T dan pelepasan sitokin. Atropi kutaneus tidak didapati
pada percobaan klinis yang merupakan kelebihan terhadap kortikosteroid topical.
Indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil.10
IX.
PROGNOSIS
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :
-
Lesi
bisa sembuh dengan sempurna.8
-
Rasa
gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi dapat
diatasi setelah dilakukan pengobatan.8
-
Relaps
dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang meningkat.8
-
Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu untuk
mengurangi proses likenifikasi.17
Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila
ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai.1 Pengobatan
yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari gatal dapat
hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat
proses penyakit ini.17
X.
KESIMPULAN
Neurodermatitis sirkumskripta atau
juga disebut dengan liken simpleks kronik merupakan penyakit gatal-gatal lokal
yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, dengan
gambaran likenifkasi berbatas tegas. umumnya mengenai orang dewasa,
kebanyakan pada umur 30-50 tahun. lebih sering terjadi pada wanita dibanding
pria. Patofisiologi yang mendasari penyakit ini tidak diketahui tetapi mungkin
melibatkan perubahan pada system saraf yang menerima dan memproses sensasi
gatal.
Gatal yang berat merupakan gejala
dari liken simplek kronik. Gatal bisa paroksismal, terus menerus, atau
sporadik. Penggosokan dan penggarukan berulang menyebabkan terjadinya
likenifikasi( penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin terlihat), plak
yang berbatas tegas dan ekskoriasi, sedikit edematous, lambat laun eritema dan
edema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Liken simplek kronik
dapat didiagnosis banding dengan dermatitis atopi, dermatitis seboroik,
dermatitis kontak alergi, dan liken planus. Terapi yang dapat diberikan pada
liken simplek kronik adalah steroid topical, antiaxietas, dan antibotik topical
bila sudah terjadi infeksi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
- Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S,
Cox N, Griffiths C, Editors.Rooks textbook of dermatology ; Eczema,
prurigo, lichenification, and erithroderma.7th.Italy :
Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743
- Soter NA. Numular Eczema and Lichen Simpleks
Chronicus/Prurigo Nodularis in : Freedberg IM, Eizen AZ, Wollf K, Austen
KF, Goldsmith LA, Katz SI, eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. 7th ed. New York : Mc. Graw Hill ; 2003.
p. 160-162.
- Journal of Pakistan association of dermatology,2006;
62-64
- Anderw’s
- Champion
RH, Burton JL, Ebling FJG. Textbook
of Dermatology. 5th ed. London : Blackwell Scientific
Publications ; 1992. p. 578-580.
- PubMed. Lichen simplex chronic available at …
- Habif TP. Clinical
Dermatology. 4th ed. Edinburgh : Mosby ; 2004. p. 54-65.
8. Hunter
John, John Savin, Marck Dahl editors. Clinical
dermatology: eczema and dermatitits.3rd edition Blackwell
publishing 2002.p.70
9. Daniel
J Hogan. Allergic Contac dermatitis. Available at..
- Mason SH.
Lichen Simplex Chronicus. Cited on October 7th 2011. Available : http://www.emedicine.medscape.com/dermatology.
- Elder
DE, Elenitsas R, Johnson BL, Murphy GF. Lichen Simpleks Chronicus in Lever’s Histophatology of The Skin.
9th ed. Philadelphia : A Wolters Kluwer Company ; 2005. p. 250
- Susan Bayliss Mallory, Illustrated Manual of
Pediatric Dermatology
- Zohra Zaidi, sean w.lanigan. Dermatology in clinical
practice
- Samuel Selden. Medscape. Seborrheic Dermatitis.
Available at…
- Michael Hertl. Autoimmun Disease of the skin, 3rd
edition
- J.Ring. Handbook of Atopic Eczcema 2nd
edition
- Chuang YT.Lichen planus. on October 7th 2011. Available : http://www.emedicine.medscape.com/dermatology
Kunjungi juga ya gan www.jualherbaldenature.com dan www.obatampuherbal.com trimakasih
BalasHapusKunjungi juga ya gan www.jualherbaldenature.com dan www.obatampuherbal.com trimakasih
BalasHapus