MODUL II KEGEMUKAN
Modul tutorial sistem Endokrin & Metabolisme
SKENARIO
SKENARIO
Seorang pria umur 44 tahun datang ke dokter
untuk memeriksa kesehatan rutin.
Anamnesis diketahui bahwa ibu dari penderita
tersebut menderta diabetes.Ia tidak merokok,
Pemeriksaan fisik TB 160cm,BB 78kg,LP=95cmTD150/95mmHg.
Pemeriksaan dalam batas lainnya Normal
Setelah di periksa laboratorium di dapatkan hasil sbb:GDP110mg/dl,Kol tot280mg/dl,LDL180mg/dl
TG180mg/dl,HDL32mg/dl,Asam urat 9,Lain-lain dalam, batas normal
PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan?
2. Hormon-hormon apa saja yg mempengaruhi berat badan?
3. Etiologi dari obesitas
4. Faktor resiko apa saja yg dapat ditimbulkan pada obesitas?
5. Penyakit apa saja yang dapat menimbulkan obesitas dan jelaskan?
6. Bagaimana hubungan antar gejala?
7. Bagaimana hubungan keluarga?
8. Langkah pemeriksaan selanjutnya?
9. DD?
PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan?
2. Hormon-hormon apa saja yg mempengaruhi berat badan?
3. Etiologi dari obesitas
4. Faktor resiko apa saja yg dapat ditimbulkan pada obesitas?
5. Penyakit apa saja yang dapat menimbulkan obesitas dan jelaskan?
6. Bagaimana hubungan antar gejala?
7. Bagaimana hubungan keluarga?
8. Langkah pemeriksaan selanjutnya?
9. DD?
PEMECAHAN MASALAH
1. Interpretasi hasil pemeriksaan
1. Interpretasi hasil pemeriksaan
• IMT = 30 kg/m2 è obes 2
• L perut = obes sentral
• GDP = Prediabetik 110-125mg/dl
• Kolestrol total= tinggi(120-220mg/dl)
• LDL-C= tinggi (80-140mg/dl)
• HDL-C= rendah(35-55mg/dl)
• Asam Urat = tinggi (3,5-7,2)
• TG = tinggi (40-160 mg/dl)
2. Hormon-hormon yg dapat mempengaruhi berat badan?
- Neuropeptid Y:meningkatkan rangsangan lapar
- Leptin : menekan rasa lapar
- Kortisol : meningkatkan nafsu makan, dan mobilisasi lemak dan protein
3. Etiologi dari obesitas
• Genetik
– Hiperlipidemia : Hiperkolesterolemia familial (terjadi pengurangan ambilan partikel LDL sehingga terakumulasi dlm plasma)
– Hiperkolesterolemia poligenik : secara autosomal terjadi peningkatan kadar kolesterol
– Genotipe apoprotein (heterozigot 15 % populasi) : lemahnya ambilan sisa lipoprotein setelah katabolisme
• Lingkungan
– Faktor pola hidup dan kebiasaan keluarga
• Neurohormon
– Terjadi mutasi pada pusat rasa lapar
• Sekunder (akibat penyakit)
– Hipotiroidism
– Cushing syndrome
4. Faktor resiko yg dapat ditimbulkan pada obesitas
• DM tipe 2 50%
• Gall Bladder è 37%
• Hipertensi dan PJK è 17%
• Osteoarthritis è 14%
• Ca Prostat dan Colon è 11%
5. Penyakit yg mungkin dapat terjadi dengan peningkatan berat badan disertai hipertensi adalah Cushing syndrome. Pada penyakit ini terjadi peningkatan sekresi kortisol. Gangguan ini terjadi baik diakibatkan oleh stimulasi yg berlebihan di hipofisis dan tumor di suprarenal yg produktif menghasilkan kortisol. .Terjadi peingkatan glukoneogenesis yang berakibat peningggian glukosa darah sehingga disebut diabetes adrenal. Kadar gua dalam darah dapat mencapai 200 mg /dl. Fungsi kortisol adalah mobilisasi lemak dan protein sehingga dapat terjadi penumpukan protein dan lemak di plasma. Hal ini dapat menimbulkan penumpukan lemak di daerah badan dan wajah ang belum diketahui sebabnya dan terjadi peningkatan osmolalitas dalam plasma yang berujung dengan hipertensi.
6.
6.
Dari kasus ini kita dapat menggali hubunan antar gejala dengan melakukan anamnesis. Jadi pusat obesitas dari kelompok kami jika dilakukan anamnesis yaitu melihat pola makan sebagai penyebab hiperuresemia dan obesitas. Hiperuresemia tidak tergantung pada obesitas namun pola makan yang mengandung purin dan riwayat gagal gnjal. Obesitas kita dapat menarik kesimpulan bahwa obesitas menyebabkan dislipidemia akibat rendahnya mobilisasi lipoprotien efek dari obesitas, terjadinya hipertensi akibat resistensi perifer meningkat, dan resiko diabetes akaibat desensitasi jaringan pada insulin.
7. Hubungan keluarga DM
Genetik: adanya penelitian menunjukkan kesamaan genetik pada keluarga penderita DM penyebab DM tipe 2 dan gen tersebut memicu timbulnya DM tipe 2
– hepatocyte nuclear factor 4 alpha (HNF4A)
– calpain 10 (CAPN10)
- Kesamaan pola hidup è Kebiasaan keluarga yang dapat diturunkan sehingga pola hidup diterapkan oleh generasi berikutnya
8.Langkah pemeriksaan selanjutnya
Anamnesis
bagaimana pola makan?
Apakah ada keluarga yg obesitas?
Ada riwayat penyakit sebelumnya?
Konsumsi obat?
Pemeriksaan fisis
inspeksi =Jenis obesitas (sentrifugal/sentripetal)
Adanya striae ?
fatigue?
Lab dan pemeriksaan lain
bila dicurigai Cushing Syndrome
- tes kortisol urine
- tes ACTH
- CT scan dan MRI
Bila dicurigai DM tipe 2
- Glukosa darah
- tes glukosa urine
9. DD
keywords | Diabetes Melitus | Cushing Syndrome |
Obesity | Pencetus | effect |
Age | >40 | 20-40 |
Sex | NA | Wanita>Laki-laki |
Hipertention | ada | |
dislipidemia | ada | |
GDP 110 | ada | ada |
Kesimpulan kelompok kami, kami mengambil diagnosa Diabetes Melitus tipe dua. Hal ini kami pertimbangakan karena Cushing sindrom banyak diderita oleh perempuan dan terdapat jenis obesitas sentral yang masih perlu pemeriksaan lebih lengkap terutama kadar kortisol dalam darah.
Kesimpulan
• Dalam skneario è Dugaan diabetes melitus tipe 2
• Penanganan sementara
– Edukasi è memberikan informasi seputar diabetes dan menyemangat pasien agar melakukan kegiatan dari rencana terapi dan pendekatan agar terapi dapat dikerjakan dan berhasil
– Recall makanan, berikan recana terapi diet è menilai pola makan pasien, melihat adanya kelainan genetik yang dialami pasien khususnya dislipidemia, menentukan langakah diagnosa selanjutanya dan penyusunan menu yang tepat
– Pemberian antidiabetik oral mencegah resistensi insulin, e.g Metformin
– Pemeriksaan kadar insulin è pemeriksaan kadar insulin puasa yaitu normalnya 20-60 uU/dl untuk mengetahui lonjakan sekresi insulin pada tahap diabetes agar dapat dilihat adanya resistensi insulin dan sekresi insulin yang melonjak lalu menurun.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..