IBU RITA

KASUS Endokrin dan Metabolisme Ibu rita (49 tahun) seorang ibu rumah tangga yang menetap di kebumen, jawa tengah, bersama seorang anak dan menantu, serta seorang cucu laki-laki berusia 8 tahun. Dia bercerai dengan suaminya 20 tahun silam. Sejak itu, ia bekerja keras untuk membiayai sekolah dan kehidupan kedua anaknya yang kini memiliki keluarga sendiri. Fauzan anak pertama, bersama keluarganya tinggal di Jakarta. 
Selama lima tahun terakhir, kondisi kesehatan rita memburuk. Selain karena factor usia, tampaknya karena penyakit diabetes tipe 2 yang selama ini diderita. Sekitar 9 tahun yang lalu, ia diketahui memiliki poliuria dan polidipsia ringan. Dengan tinggi badan sekitar 170 cm dan berat badan berfluktuasi antar 100,115 kg, ia termasuk wanita obesitas.
Pengobatan awal yang diberikan rita adalah sulfonylurea, dengan penambahan metformin. Dinyatakan diabetesnya masih dalam kendali control yang baik. Hasil pengukuran HBa1c terakhir adalah 7,2%. Selama ia mengonsumsi sulfonylurea dan metformin kondisi tubuhnya tetap baik. Rasa lemas, mengantuk atau tengkuk terasa tebal hampir tidak bisa ia rasakan.
Tetapi, saat melakukan medical check-up rutin untuk mengontrol gula darah, dokter menyatakan bahwa tekanan darah rita mengalami peningkatan pada kisaran 160/90 mmHG. Begitu seterusnya hingga pemeriksaan yang ketiga kalinya.
Khwatir pada kondisi kesehatannya, rita kemudian mencoba memeriksakan diri pada dokter spesialis endokrin yang disarank oleh temannya. Oleh dokter itu, rita diberi penjelasan bahwa diabetes yang deriatnay selama ini, telah mengakibatkan komplikasi, berupa hipertensi. Dari sinilah ia disarankan oleh dokter, selain mengonsumsi obat anti diabetes (sulfonylurea dan metformin), juga sebaiknya mengonsumsi lisinopril hingga tekanan darahnya dapat kembali stabil.
Dokter memberikan lisinopril dengan dosis awal 10 mg perhari dan meningkat sampai 20 mg perhari. Hasilnya ternyata control tekanan darahnya semakin stabil dan tidak lagi berfluktuasi.
Setelah takanan darahnya kembali normal, ia merasa sangat bahagia.”saya merasa energy dan kekuatan saya meningkat. Rasa pusing di kepala sudah tidak dirasakan lagi,”ujarnya, setelah dilakukan pengobatan selama 16 minggu menggunakan lisinopril.
Ibu rita merasa mendapatkan tambahan energy, tanpa efek samping yang berarti. Sejak saat itu dia rajin datang untuk memastikan kadar gula darah dan tekanan darahnya pada dokter spesialis endokrinologi.
Dikutip : Etihical Digest No.79 Thn VII Desember 2009

Komentar

Postingan Populer