IRLAND


KASUS (iMMUnologi)
Irland 23 tahun merasa sangat kecewa, karena kondisi kakinya mengalami kelumpuhan. Kondisinya bisa dikatakan parah. Kedua belah kakinya mengalami kelumpuhan akibat polio. Seingatnya, kondisi ini bermula ketika dia berumur 5 tahun. Saat itu, gejala umum yang tampak berupa demam tinggi selama 5 hari,yang kemudian berakhir dengan kelumpuhan.
“ orang tua merasa kecewa melihat kondisi saya. Mereka merasa bersalah karena waktu kecil, saya sempat diberi imunisasi polio,” ujar irland. Dulu,memang pendidikan masyarakat dikediaman Ireand tinggal masih sangat minim. Mereka tidak pernah tahu, apa itu imunisasi. Kalau pun ada, sebagian besar warga masyarakat di desa menolak imunisasi. Alasannya dapat menyebabkan anak anak menjadi sakit, kejang dan mengalami demam tinggi.

Saat irland mengalami demam tinggi, orang hanya menganggap itu penyakit biasa. Di hari kelima, demam tidak kunjung sembuh,bahkan kakinya mengalami kelainan. Oleh Mahmud, ayahnya, Irland dibawa ke dukun terkenal di desa tetangga. Selama beberapa bulan berobat ke dukun, irland tidak kunjung sembuh. Malah, kakinya menjadi cacat.
Setelah beberapa bulan, akhirnya Mahmud membawa anaknya ke puskesmas. Oleh dokter, irland divonis menderita polio. Dokter kemudian menjelaskan apa itu penyakit polio dan mengapa irland bisa menderita penyakit ini. Mendengar vonis dokter tersebut, Mahmud, yang sehari hari bekerja sebagai buruh tani merasa sedih dan kesal pada diri sendiri.
“Dulu, banyak di antara keluarga kami tidak di imunisasi. Tapi, tidak ada yang mengalami kondisi seperti irland,”ujar Mahmud. Menurutnya, sebagai kepala keluarga, ia tak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang diderita irland sekarang ini.”Andai waktu bisa diulang, saya akan segara melakukan imunisasi kepada irland ketika kecil dulu,” ujarya dengan nada kecewa.
Banyak factor dalam kehidupan masyarakat, yang menolak pemberian imunisasi. Ada yang menilai bahwa tubuh manusia secara alamiah sudah memiliki system kekebalan tubuh, yang mampu mencegah berbagai penyakit. Menurut mereka, penggunaan vaksin malah dapat menimbulkan efek yang membahayakan pada anak.
Alasan lain mengapa menolak pemberian vaksin pada anak anak, karena proses dan penggunaan bahan bahan dasar vaksin yang masih dipertanyakan kehalalannya. MUI(majeis ulama indonesia) sendiri menyatakan bahwa vaksin lebih banyak manfaatnya dari pada mudaratnya.
Mahmud kini harus menanggung resiko yang terjadi pada irland, anak sulungnya. Sejak irland divonis polio oleh dokter, Mahmud menjadi waspada. Semua adik irland selalu diberi imunisasi lengkap. Dan alhamdulilah kondisi adik adik irland semua baik baik saja.
“ayo rajinlah melakukan imunisasi, demi masa depan anak anak kita,” ujar Mahmud.” Badan panas,rewel,sekitar2-3 hari itu wajar dari pada kita harus menyesal dikemudian hari, karena kita tidak melakukan vaksinasi,” tambah Mahmud
Dikutip : Ethical digest no 65 Thn VII 2009

Komentar

Postingan Populer