GARAM..LAWAN ATAU KAWAN ?


Pada penderita hipertensi, membatasi konsumsi garam sangatlah penting. Namun, apa sebenarnya alasannya ?
Garam adalah bahan vital bagi kesehatan semua makhluk, terutama manusia. Namun, sering terdengar anjuran untuk membatasi asupan garam. Terlebih lagi penderita hipertensi. Masalah sebenarnya bukanlah pada garam itu sendiri, melainkan kondisi garamnya. Garam asli, yaitu garam laut, mengandung sekitar 80-an unsur mineral yang diperlukan, untuk menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan garam olahan yang beredar di pasaran, hanya mengandung beberapa unsur mineral, terutama natrium dan klorida, sehingga keseimbangan tubuh terganggu.”konsumsi garam pada masyarakat Indonesia terbilang tinggi, mencapai 15 gram/hari, yang dianjurkan WHO maksimal 6 gram atau sekitar 1 sendok the/hari,” ujar Prof.DR.dr.Jose Roesma,SpPD.K(GH).

Natrium dan Hipertensi
Air, natrium, dan kalium bersama sama mengatur kandungan air dalam tubuh. Pada kondisi normal, ion natrium banyak terdapat di luar sel (ekstraseluler) sedangkan ion kalium banyak terdapat didalam sel (intraseluler). Ketika air memasuki sel, kandungan kalium intraseluler akan menahan air didalam sel. Natrium ekstraseluler menyeimbangkan jumlah air yang ditahan diluar sel. “kesehatan yang baik tergantung pada keseimbangan volume air intra dan ekstra seluler,”ujar Prof.Jose.

Ion natrium yang masuk ke tubuh, langsung diserap ke pembuluh darah, sehingga kadar natrium dalam darah meningkat. Tubuh akan berusahan menetralkan yaitu mengencerkannya dengan air. Ion natrium ekstraseluler yang jumlahnya lebih besar dari kalium intraseluler, akan menarik cairan intraseluler ke luar sel. Tingginya kadar natrium, akan merangsang otak untuk menimbulkan rasa haus, sehingga seseorang akan minum lebih banyak. Juga menyebabkan pelepasan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang menyebabkan ginjal menyerap kembali sebagian besar air yang telah disaring, sebelum dikeluarkan menjadi air kemih. ”Masuknya air dalam jumlah besar ke pembuluh darah, menyebabkan volume darah meningkat , akibatnya tekanan darah meninggi (hipertensi). Maka,dianjurkan untuk membatasi asupan natrium,” ujar Prof Jose.


Hindari yang Kaya Natrium
1. Garam dapur (garam meja) : setiap 1 gram garam dapur
2. Semua makanan yang diawetkan dengan garam : ikan, telur asin,ikan pindang,ikan teri,dendeng,abon,daging asap,asinan sayuran,asinan buah dalam kaleng
3. Bumbu bumbu penyedap masakan
4. Makanan kaleng : karena dalam proses pembuatannya ditambhakan garam untuk membuat bahan makanan lebih awet

Imbangi dengan kalium
Berbeda dengan natrium, kalium bekerja sebaliknya. Kadar kalium yang tinggi akan menearik cairan ekstraseluler ke dalam sel. Juga berfungsi sebagia diuretic, sehingga meningkatkan pengeluaran natrium. Hal tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah. “ dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan 1 : 1, “jelas Prof. Jose.
Kalium banyak terkandung dalam buah dan sayur, seperti pisang, alpukat,tomat,jeruk,papaya,apel,bayam,kapri,kembang kol,dsb. Yang perlu diperhatikan, kalium mudah hilang saat proses pengolahan.bahan makanan yang dipotong kecil-kecil dan dicuci pada air mengalir,akan meningkatkan kehilangan kalium dari bahan tersebut.saat perebusan, air rebusan yang banyak mengandung kalium sebaiknya tidak dibuang.


Komentar

Postingan Populer