JENIS DEVIASI SEKSUAL, disajikan bersama gambar..


Deviasi seksual atau penyimpangan seksual/penyimpangan gairah tak jarang kita temukan di kehidupan masyarakat, acap kali kita melihat begitu banyak kasus kejahatan yang dilakukan sebagian orang yang mengalami kelainan seksual. Penyimpangan seksual atau bahasa kerennya Parafilia. Parafilia (penyimpangan gairah/seksual) dalam bentuk yang sangat berat merupakan penyimpangan dari norma-norma dalam hubungan seksual yang dipertahankan secara tradisional, yang secara sosial tidak dapat diterima.

Ciri utama dari parafilia adalah:
- khayalan atau perilaku yang merangsang seksual yang dilakukan secara berulang-ulang dan sangat kuat, yang melibatkan obyek tertentu (misalnya sepatu, baju dalam, bahan kulit atau karet)
- menimbulkan penderitaan dan nyeri pada seseorang atau pasangannya
- melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak menginginkannya (anak-anak, orang yang tidak berdaya atau pemerkosaan).

Biasanya mulai timbul pada akhir masa kanak-kanak atau mendekati masa pubertas, dan sekali muncul, biasanya akan terus menetap seumur hidup.

Parafilia bisa terjadi dalam bentuk fetihisme, transvestisme, pedofilia, eksibisionisme, voyeurisme, masokisme atau sadisme.
Sebagian besar penderita adalah pria, dan banyak yang menderita lebih dari 1 jenis parafilia.
Mari kita bahas satu persatu dari jenis-jenis Parafilia diatas :

1. Ekshibisionisme

Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.Hubungan seksual yang lebih jauh hampir tidak pernah terjadi, sehingga penderita jarang melakukan pemerkosaan







2. Fetihisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.










3. Pedophilia
Pedophilia adalah kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak kecil atau orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.

Di negara-negara Barat, pedofilia biasanya diartikan sebagai keinginan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak yang berusia di bawah 13 tahun.
Seseorang yang didiagnosis pedofilia, setidaknya berusia 16 tahun dan biasanya minimal 5 tahun lebih tua daripada korban.

Penderita sangat terganggu dan fikirannya dipenuhi dengan khayalan seksual tentang anak-anak, bahkan meskipun tidak terjadi aktivitas seksual yang sesungguhnya.

Beberapa penderita hanya tertarik pada anak-anak, seringkali anak pada usia tertentu; sedangkan penderita lainnya tertarik pada anak-anak dan dewasa.
Baik pria maupun wanita bisa menderita pedofilia, dan korbannya pun bisa anak laki-laki maupun anak perempuan.

Penderita mungkin hanya tertarik pada anak-anak kecil dalam keluarganya sendiri (incest), atau mereka bisa juga mengincar anak-anak kecil di lingkungan sekitarnya.
Penderita bisa melakukan pemaksaan atau kekerasan untuk melakukan hubungan seksual dengan anak-anak tersebut dan memberikan ancaman supaya korbannya tutup mulut.

Pedofilia bisa diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan yang merubah dorongan seksual.
Pengobatan tersebut bisa dilakukan berdasarkan kemauan sendiri atau setelah penderita menjalani proses hukum.

Beberapa penderita memberikan respon terhadap pengobatan, sedangkan penderita lainnya tidak.
Hukuman penjara, bahkan untuk waktu yang lama, tidak merubah hasrat maupun khayalan penderita.

4. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.

7. Frettorism
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.

8. Sadisme
memperoleh kenikmatan dengan mnyakiti dirinya sendiri

9. Nekrophilia


Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.

10. Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.










11. Sexual Masochism
Bisa diartikan sebagai seseorang yang rendah diri dan mencoba mendapat perhatian dengan cara yang tidak wajar. Seorang Masochist biasanya akan menyiksa diri sendiri atau melakukan hal paling aneh yang orang lain suruh demi sebuah perhatian atau kontak visual.

Bahkan seorang Masochist yang sudah lama tidak mendapat kontak sosial bisa mencoba untuk menyiksa diri sendiri setiap saat dikarenakan dirinya yang merasa tidak penting dan lebih baik dibuang.

LCSE adalah bagian dari Masochism (Gua udah lama tertarik ama Masosisme soalnya ada temen gua yang kebetulan seneng kalau orang lain nyiksa dia). Kebanyakan pengguna internet berat berpotensi menyiksa diri sendiri selain karena merasa terbuang juga karena kurang kontak dengan dunia luar sehingga tidak mengerti apa itu bahaya dan aman.

TAHUKAH anda AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN dengan adanya penyimpangan seksual seperti diatas ??

Trauma Masa Kecil
Prof. Suryani dan dr. Tjok Jaya Lesmana, Sp.KJ dalam buku Pedofil Penghancur Masa Depan Anak menulis, pedofil menaruh perhatian pada anak dengan menyampaikan keinginan untuk memberi pendidikan yang lebih baik dan memberi pengalaman melihat dunia luar. Pedofil adalah seseorang yang memilih menunjukkan aktivitas seksual kepada anak prapubertas atau awal masa pubertas atau yang berumur kurang dari 13 tahun. Aktivitas seksual dapat berupa fantasi, keinginan, atau perilaku seksual yang terjadi karena penderitaan atau penghinaan dari seseorang atau pasangan hidupnya. Juga, sering terjadi pada orang-orang yang sewaktu kecil mengalami trauma seksual yang dilakukan pedofil. Berdasarkan usia anak-anak yang disasar, pedofilia dikelompokkan dalam teleiofilia, orang dewasa yang menyenangi pasangan yang sudah matang secara fisik, infantofilia, orang dewasa yang tertarik dengan anak yang berumur di bawah 5 tahun. Mereka yang aktivitas seksualnya memilih remaja pubertas atau anak di bawah umur (13-16 tahun)diklasifikasikan hebofil (tertarik terhadap perempuan) atau efebofilia (tertarik pada laki-laki).Cara pelaku pedofilia melampiaskan dorongan seksualnya pada anak-anak beraneka ragam di antaranya memamerkan diri mereka pada anak-anak, menanggalkan pakaian anak-anak, memerhatikan anak-anak yang tanpa busana sambil melakukan masturbasi tanpa diketahui korban atau masturbasi di depan anak-anak dengan meraba genitalia korban. Pedofil perempuan cenderung memiliki usia lebih muda, 22-23 tahun. Biasanya mereka dimasukkan dalam kriteria gangguan psikiatri khususnya depresi atau gangguan kepribadian.Pedofil mengalami masa kecil dengan kekerasan, isolasi, atau penghinaan. Setelah dewasa menjadikan dirinya sebagaiorang yang menyenangi kekerasan.

Prof. Suryani menulis, trauma akibat kekerasan seksual yang dialami waktu kanak-kanak, dapat juga menimbulkan gangguan panik setelah ia dewasa. Sering kali mereka ketakutan berada sendirian atau di tempat umum.Gangguan stres pascatrauma, gejalanya, bayangan kejadian traumatik terulang kembali, mudah marah, sulit tidur, dantegang. Jika anak mengalami kekerasan seksual dan tidak mampu mengatasi penderitaannya, kemungkinan anak itudepresi seperti kosentrasi berkurang, kepercayaan dirinya berkurang, merasa masa depan suram, pesimis, nafsu makan berkurang. Penderitaan yang dialami anak-anak yang sukar dipahaminya, dapat menyebabkan gangguan jiwa berat berupa gangguan psikosis (gila). Ia sering mengamuk, menjerit, curiga, menarik diri dari pergaulan, alami ketidakmampuan dalam bekerja yang biasa dilakukan.Rawan HIV/AIDS Berdasarkan penelitian, kata Dokter Westra, setelah korban dewasa, ada kecenderungan seolah-olah dia ingin meneruskan kenikmatan yang pernah dirasakan. “Dulu dia menjadi korban kini dia menjadi pelaku, apakahdengan maksud balas dendam atau menikmati kedaan itu dan ingin mempraktikkannya,” ujarnya. Jika pelaku sodomi orang yang mengidap virus HIV/AIDS besar kemungkinan korban pedofil akan tertular karena sodomi dapatmerusak jaringan anus anak. “Virus masuk lewat aliran darah karena rusaknya jaringan anus,” katanya

sumber : bahan kuliah forensik dr.djumadi  Achmad Sp.F, Sp.PA dan beberapa bahan baca dari google.

Komentar

Postingan Populer