Mengapa orang bisa PINGSAN ? Apa penyebabnya dan Bagaimana Mekanismenya


Read the Case
Santi (nama ilustrasi ) , diceritakan oleh orang tuanya sering mengalami pingsan. Dalam sebulan ini saja ada kejadian 3 kali pingsan. Lama pingsan kurang lebih 5 menit, dan setelah pingsan pasien sadar. Bersyukur saat kejadian pingsan, ada selalu teman di sampingnya, sehingga tidak mengalami benturan kepala. Sebelum pingsan dikatakan mata rasanya gelap dan keluar keringat dingin. Di luar kejadian pingsan tadi , kondisi Santi sehat dan tidak mengeluh apapun.
Pingsan/sinkop adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran secara mendadak, dan dalam waktu yang singat. Pingsan merupakan permasalahan yang cukup sering terjadi. Dalam istilah medis pingsan termasuk dalam periodic unconciousness artinya kesadaran menurun yang periodik. Seseorang tidak sadar secara berulang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : kurangnya perfusi/aliran darah ke otak, misalnya karena tekanan darah rendah, atau berdiri terlalu lama di tempat panas ( misalnya: upacara bendera) , atau karena kelainan jantung, seperti detak jantung yang tidak beraturan.

Salah satu penyebab Pingsan adalah menurunnya aliran darah ke otak. Aliran darah yang berkurang ke otak dapat terjadi karena :

1) jantung gagal untuk memompa darah.

2) pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah ke otak.

3) tidak ada cukup darah atau cairan didalam pembuluh-pembuluh darah.

4) gabungan dari sebab-sebab satu, dua, atau tiga diatas.

Sebagian besar kasus pingsan (selain kasus jantung) lebih disebabkan karena adanya hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf otak ke sepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.

Pingsan mendadak dapat juga disebabkan oleh gangguan listrik di otak. Adanya listrik ' konslet' dapat menyebabkan juga pasien tidak sadar. Semakin jelas penyebab masalah gangguan listrik di otak bila sebelum pingsan biasanya pasien ' sudah merasa' mau pingsan atau ada suatu perasaan yang'beda'. Karena ganggua listrik dapat ditandai dengan adanya suatu gerakan-gerakan / kejang ( namun bisa juga tidak).

Suatu keadaan hipoglikemia sesaat atau misalnya lupa sarapan dan kemudian ada kegiatan berlebih, sehingga otak kekurangan gula, dapat pula menyebabkan suatu kesadaran yang menurun.

Penyebab lain yang juga sering dan tidak boleh diremehkan adalah : masalah psikis, bila pingsan terjadi setelah suatu keadaan emosional, hati-hati masalah psikis sebabnya. Misalnya saja , ada pasien yang pingsan setelah ribut dengan pacarnya atau pingsan setelah dimarahi oleh gurunya. Seringkali pingsan karena psikis terjadi pada wanita usia muda.

Jadi saat menghadapi kasus seperti ilustrasi di atas, harus diyakinkan dahulu apa penyebab pingsannya apakah masalah fisik atau justru psikis. Sudah barang tentu pendekatannya sangat berbeda.

Bagaimana PINGSAN itu dapat terjadi ? Bagaimana Mekanismenya ?


Otak mempunyai banyak bagian-bagian, termasuk dua hemisphere, cerebellum, dan batang otak (brain stem). Otak memerlukan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glucose (gula) pada sel-selnya untuk menopang kehidupan. Untuk tubuh terjaga atau sadar, area yang dikenal sebagai reticular activating system yang berlokasi dalam batang otak perlu dinyalakan, dan paling sedikit satu hemisphere otak perlu berfungsi. Untuk pingsan terjadi, salah satu darinya yaitu reticular activating system perlu kehilangan suplai darahnya, atau kedua-dua hemisphere dari otak perlu dicabut darah, oksigen, atau glucosenya. Untuk otak berhenti berfungsi, aliran darah harus diganggu secara singkat ke seluruh otak atau ke reticular activating system.

Pingsan berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal itu menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah darah ke jantung dan tekanan darah sistoliknya menurun.

Guna mengatasi penurunan tersebut, otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan curah ke jantung ke tingkat semula.

Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu.

Ini terjadi karena timbulnya ketidakseimbangan refleks saraf otonom dalam bereaksi terhadap posisi berdiri yang berkepanjangan.

Perubahan-perubahan irama jantung adalah penyebab-penyebab yang paling umum dari pingsan atau syncope. Sementara ini mungkin kelihatannya tidak menyenangkan, seringkali pingsan disebabkan oleh perubahan sementara pada fungsi tubuh yang normal.

Adakalanya, perubahan irama jantung (aritmia) adalah lebih berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Jantung adalah pompa listrik, dan jika persoalan-persoalan sistim listrik hadir, jantung mungkin adakalanya tidak mampu untuk memompa cukup darah, menyebabkan kejatuhan-kejatuhan jangka pendek pada tekanan darah. Persoalan-persoalan elektrik mungkin menyebabkan jantung untuk berdenyut terlalu cepat atau terlalu perlahan.

Denyut jantung yang cepat atau tachycardia (tachy = cepat + cardia = jantung) adalah irama abnormal yang dihasilkan pada kamar-kamar jantung bagian atas atau bagian bawah dan mungkin mengancam nyawa. Jika jantung berdenyut terlalu cepat, mungkin tidak ada cukup waktu untuknya untuk mengisi dengan darah diantara setiap denyut jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dapat diantar jantung keseluruh tubuh. Tachycardia dapat terjadi pada segala umur dan mungkin tidak berhubungan pada penyakit jantung atherosclerotic.

Dengan bradycardia, atau denyut jantung yang lamban (brady = lamban + cardia = jantung), kemampuan jantung untuk memompa darah mungkin dikompromikan. Ketika jantung menua, sistik elektrik dapat menjadi rapuh dan jantung terhalang, atau gangguan-gangguan dari sistim elektrik dapat terjadi, menyebabkan denyut jantung untuk melambat.

Disamping persoalan-persoalan struktur elektrik dengan jantung, obat-obat mungkin adalah penyebabnya. Ketika mengkonsumsi obat-obat yang diresepkan untuk kontrol tekanan darah [contohnya, beta blockers seperti metoprolol (Lopressor, Toprol XL), propranolol (Inderal, Inderal LA), atenolol (Tenormin), atau calcium channel blockers seperti diltiazem (Cardizem, Dilacor, Tiazac), verapamil (Calan, Verelan dan lain-lain), amlodipine (Norvasc)], jantung dapat adakalanya menjadi lebih sensitif pada efek-efek dari obat-obat ini dan berdenyut lambat secara abnormal dan mengurangi output (keluaran) dari jantung.


Sumber : Dr. Yuda Turana, SpS / RS Pantai Indah Kapuk, medicaholistik
               Pro-health, wordpress

Komentar

Postingan Populer