Sesudah Mencuci Tangan, Anda memilih memakai Tissue atau Pengering Elektrik ?


Jakarta, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir memang sangat dianjurkan untuk membasmi kuman penyebab penyakit. Tapi setelah mencuci tangan, pengering mana yang harus dipilih menggunakan tisu atau pengering elektrik?

Dikutip dari NYTimes, Selasa (14/9/2010) faktanya bakteri dan kuman akan berkembang biak dengan baik pada kondisi tangan yang basah, sehingga metode yang digunakan untuk mengeringkan tangan adalah salah satu hal yang penting. Hal ini untuk mencegah agar tangan yang sudah bersih dari bakteri dan kuman tidak terkontaminasi lagi.

Di beberapa tempat umum seperti kamar mandi atau tempat cuci tangan di restoran biasanya menyediakan alat pengering elektrik yang bisa digunakan oleh siapa saja. Meski demikian ada juga beberapa orang yang lebih memilih menggunakan tisu untuk mengeringkan tangannya.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2008 oleh University of Westminster di Inggris melakukan penelitian yang membandingkan antara penggunaan tisu, pengering udara kering tradisional dan pengering udara jet terbaru. Untuk menganalisanya maka tangan partisipan diperiksa sebelum dan sesudah menggunakan beberapa alat pengering tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kertas tisu lebih efektif untuk mengurangi penyebaran kuman dan bakteri setelah mencuci tangan, dibandingkan dengan penggunaan alat pengering elektrik konvensional ataupun jet.

Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan pada pengering elektrik, saat seseorang menjulurkan tangannya maka udara akan keluar dengan cepat dan bakteri bisa menyebar dengan mudahnya. Terutama jika alat tersebut tidak diperhatikan kondisinya atau tidak dibersihkan, karena udara yang hangat akan membuat bakteri atau kuman bisa berkembang biak.

Hal inilah yang menyebabkan adanya pemikiran jika menggunakan pengering elektrik bisa membuat kuman dan bakteri lebih mudah menyebar. Selain itu pada umumnya pengering elektrik ini hanya bisa digunakan dalam jangka waktu 7 tahun.

Sementara itu jika menggunakan cairan pembersih tangan, umumnya bisa menghilangkan bakteri tapi tidak semua virus bisa dibasmi termasuk norovirus. Serta agar penggunaannya efektif harus mengandung paling sedikitnya 60 persen alkohol.

Kebersihan tangan memainkan peran penting dalam mencegah penyakit ataupun infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, karena itu mencuci tangan dan mengeringkannya secara benar turut membantu seseorang terhindar dari penyakit.

Artikel diatas cukup menarik, ditinjau dari segi kesehatan tissue lebih baik,tapi liat artikel dibawah ini ..Gue dapat artikel yang ngebahas tentang tissue Vs pengering elektrik juga. Read more..

Siapa yang tidak hobi memakai tissue?

Di Indonesia semua restoran sampai warung harus menyiapkan tissue, kalau tidak kita bisa pikir servisnya payah banget. Padahal kalau kita di Singapore atau Malaysia, disana resto dan warung kecil pun tidak menyediakan. Disini kalau makan di warung, sudah jelas banyak orang setelah pakai tissue langsung buang ke lantai. Kalau kita ke toilet di restoran atau hotel, kita juga sering lihat tempat sampah yang penuh dengan tissue yang mungkin hanya dipakai sebentar untuk mengelap tangan. Kalaupun ada pilihan antara pengering elektrik atau tissue, kita akan lebih memilih tissue.

Untuk anda yang memiliki restoran, hotel atau kantor, pilihan untuk menggunakan pengering elektrik dibandingkan tissue merupakan hal ekonomis yang tidak dapat dipungkiri. Apalagi pengering elektrik itu sebenarnya sangat sederhana karena hanya terdiri dari koil, fan dan switch elektrik, tidak memerlukan banyak perawatan, dan bisa tahan sampai 7 tahun. Jadi setelah pemasangan, pengering elektrik sudah tidak memerlukan pengeluaran lainnya selain listrik yang digunakan.

Kalau 1 orang menggunakan rata-rata 20 detik waktu pengering dengan konsumsi rata-rata 2 KW. maka:(20 detik/3600 detik) x 2KW = 0.01 KwH per orang. Dengan asumsi harga per KwH 1000 rupiah (ini harga di atas rata-rata tarif bisnis) maka0.01 KwH x 1000 rupiah = 10 rupiah per orang per pemakaian 20 detik

Kalau kita bandingkan dengan pemakaian tissue gulung (paper towel). Kita dapat asumsikan rata-rata penggunaan tissue sebanyak 2 lembar per pemakaian. Harga rata-rata 1 gulung paper towel dengan total 150 lembar rata-rata Rp. 10,000-15,000. Jadi harga per lembar itu adalah kira-kira 60 – 100 rupiah. Kalau 1 orang memakai 2 lembar maka harga untuk sekali pemakaian adalah minimal 120 – 200 rupiah.

Lebih dari itu, kalau menggunakan tissue, proses pembuatannya pun sudah sangat boros energi. Mulai dari pembuatan bubur kertas sampai dipanaskan serta di packing. Setelah itu, setiap tempat yang kehabisan tissue harus mengeluarkan energi untuk mendapatkan tissue yang baru yang diambil atau diantar terus menerus. Setelah itu, semua sampah pun harus diantar ke tempat pembuangan sampah terakhir (TPA). Efek supply chain dan logistik yang disebabkan oleh tissue menjadi sangat panjang. Ongkos adalah salah satu faktor tetapi efeknya ke lingkungan kita sangat besar.

cukup kontroversial juga. haha..
but..Keep enjoy guys !!

(ver/ir)
sumber : detik health, akuinginhijau.org

Komentar

  1. tetap pake tissue gan, simpel dan bersih meski boros dan merusak lingkungan..

    BalasHapus

Posting Komentar

mampir comment dulu sodara..

Postingan Populer