BERHUBUNGAN SAAT HAMIL


Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain:
1. Fase gairah seksual
Labia mayora
• Nulipara/tidak hamil: pembesaran labia mayora sama.
• Multipara: labia mayora lebih membesar daripada nulipara. Labia minora: nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2-3x.

2. Fase plateau
Lanjutan dari fase gairah seksual menuju orgasmus.
• Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.
• Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini.

3. Fase orgasmus
• Merupakan puncak dari respons seksual.
• Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.
• Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur.

4. Fase resolusi
• Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil.
• Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu.

Hubungan seksual (ML) tidak dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti:
1. Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)
2. Sering terjadi abortus/prematur
3. Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus
4. Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak.

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi.

Daftar Pustaka
Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan Oleh Lily Yulaikhah, SSiT

Komentar

Postingan Populer