FLU BABI BERMUTASI, VARIAN BARU DITEMUKAN


Virus flu babi atau H1N1 tampaknya mulai bermutasi. Peneliti telah menemukan adanya varian (strain) baru flu babi yang mendominasi di Australia, Selandia Baru dan Singapura.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah varian baru ini dapat lebih mematikan dan apakah vaksin yang ada saat ini dapat melindungi," ujar Ian Barr dari World Health Organization (WHO) Collaborating Center for Reference and Research on Influenza di Melbourne, Australia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (22/10/2010).

Barr juga menuliskan dalam publikasi Eurosurveillance online, temuan ini mungkin menjadi awal penemuan antigen yang lebih dramatis dari pandemi virus influenza A (H1N1), sehingga memerlukan update vaksin lebih awal daripada yang diharapkan.

"Hal ini mungkin lebih mematikan dan juga dapat menginfeksi orang-orang yang telah divaksinasi," jelas Barr.

Barr menjelaskan bahwa virus flu bermutasi terus-menerus, inilah sebabnya orang memerlukan vaksin flu baru setiap tahun. Sejak dimulai pada Maret 2009 dan menyebar ke seluruh dunia, virus H1N1 telah sangat stabil dengan hampir tidak ada perubahan atau mutasi.

Tapi para ilmuwan di seluruh dunia selalu mengawasi semua varian influenza, khususnya dalam hal munculnya mutan baru yang berbahaya. Yang ditakutkan adalah meski H1N1 belum terbukti sangat mematikan, tapi ternyata telah menyebar secara global dalam beberapa minggu dan membunuh beberapa anak dan orang dewasa muda lebih banyak daripada varian rata-rata.

"Virus ini telah berubah sedikit sejak muncul pada tahun 2009. Namun dalam laporan ini, kami akan menjelaskan beberapa perubahan genetika berbeda dalam pandemi virus influenza H1N1," jelas Barr.

Menurut Barr, varian ini pertama kali terdeteksi di Singapura pada awal 2010 dan kemudian menyebar melalui Australia dan Selandia Baru.

"Perubahan tersebut belum signifikan, tapi ada beberapa kasus orang yang telah divaksinasi juga menjadi terinfeksi dan juga menyebabkan kematian," jelas Barr lebih lanjut.

Varian virus ini telah dikaitkan dengan beberapa terobosan vaksin pada remaja dan orang dewasa yang telah divaksinasi pada tahun 2010 dengan vaksin influenza pandemi monovalen (hanya perlindungan terhadap H1N1) serta sejumlah kasus fatal yang terisolasi varian virus.

"Tapi tidak ada cukup informasi untuk mengatakan apakah mungkin ada faktor lain yang membuat pasien lebih rentan. Dan masih harus dilihat apakah varian ini akan terus mendominasi," tutup Barr.
credit : detik health

Komentar

Postingan Populer