LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK EPISODE DEPRESIF DENGAN GEJALA SOMATIK (F.32.01)
LAPORAN KASUS
EPISODE
DEPRESIF RINGAN DENGAN GEJALA SOMATIK (F32.01)
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Ny. AS
Umur :
40 Tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Status Perkawinan :
Menikah
Agama :
Islam
Suku Bangsa :
Bugis
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : S1
Jurusan Ekonomi
Pekerjaan : Ibu
Rumah Tangga
Alamat : Jalan Yos Sudarso No. 64 Makassar
Masuk RS Tanggal : 8 April 2010
LAPORAN PSIKIATRI
I. RIWAYAT
PENYAKIT
A. Keluhan Utama
dan Alasan MRS
Susah tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
·
Keluhan dan gejala
Susah tidur sejak 10
tahun yang lalu yang dirasakan kadang-kadang. Keluhan memberat sejak 1 minggu
yang lalu, dimana pasien sudah tidak dapat tidur hingga pagi hari. Pasien
mengaku bahwa ia susah tidur karena memikirkan dirinya yang telah menjalani
operasi angkat kandungan pada tahun 2000. Pasien sering membaca di
buku-buku/majalah mengenai banyaknya efek samping yang dapat terjadi akibat
operasi angkat kandungan, salah satu yang dipahami pasien yakni terjadinya
pengeroposan tulang. Hal itulah yang membuat pasien ketakutan sehingga
menyebabkan susah tidur karena memikirkannya hal itu terus-menerus. Pasien juga
mengaku sering pusing pada pagi hari, cepat lesu jika melakukan aktifitas
sehari-hari seperti : memasak, mencuci, mengepel dan nafsu makan pasien juga
berkurang. Menurut suaminya, pasien selalu memikirkan sesuatu secara
berlebihan, misalnya ketika melewatkan 1 saja waktu sholat sunnah maka pasien
akan merasa bersalah hingga malam hari. Selain itu, pasien juga selalu tidak
tenang jika melihat ada barang yang agak berhamburan di rumah (tidak terlalu
berantakan), contohnya selalu
membereskan kertas-kertas kerja suami yang di atas meja meskipun hal
tersebut sebenarnya belum waktunya dibereskan. Pada tahun 2007, pasien pergi ke
Hongkong untuk urusan pendidikan bersama suami dan anak dan ketika disana
serangan susah tidur menyerang sehingga pasien berobat ke dokter umum lalu
diberi obat tidur. Setelah pulang pada tahun 2007, pasien berobat ke psikiater
dengan keluhan yang sama dan diberikan obat. Dengan obat tersebut pasien merasa
sudah dapat tidur. Namun, beberapa hari kemudian pasien merasa takut akan
ketergantungan obat karena pasien menganggap obat adalah racun, sehingga
menghentikan obatnya tersebut. Hasilnya pasien kembali menjadi susah tidur.
·
Hendaya :
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)
·
Faktor stresor psikososial :
Post Operasi Histerektomi
·
Gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis
sebelumnya :
Tidak ada
C. Riwayat Gangguan
Sebelumnya
·
Riwayat penyakit dahulu :
trauma
(-), infeksi (-), kejang (-)
·
Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
merokok
(-), alkohol (-)
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
·
Lahir normal, cukup bulan, ditolong dokter, tidak ada
kecacatan waktu lahir
·
Pertumbuhan dan perkembangan baik
·
Pasien mudah bergaul
·
Pasien adalah lulusan S1 jurusan ekonomi
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
·
Pasien adalah anak ke 9 dari 12 bersaudara (♂, ♂, ♂, ♂,
♀, ♀, ♂, ♀, (♀), ♂,♀, ♂)
·
Hubungan dengan keluarga baik
·
Pasien telah menikah dan memiliki 2 anak (♀,♀)
·
Pasien tinggal dengan suami dan anak
·
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita gangguan yang
sama
F. Situasi Sekarang
·
Pasien tinggal bersama suami dan anak, selalu merasa lesu
dan tidak bersemangat jika beraktivitas,
dan nafsu makan berkurang
G. Persepsi Pasien Tentang Diri
dan Kehidupannya
Pasien ingin sembuh sehingga bisa
menjalankan aktivitas lebih baik lagi
AUTOANAMNESIS TANGGAL 8
APRIL 2010
Dokter Muda (DM), Pasien
(P)
DM : ”Assalamu
alaikum, selamat siang bu...Perkenalkan, saya dokter muda disini..”
P : ”Walaikum salam dok.”
DM : ”Ibu, bisa bicara-bicara sebentar ?”
P : ”Iya dok.”
DM : ”Bagaimana
kabarnya ibu ?”
P : ”Kurang baik dok, karena saya susah tidur ini.”
DM : ”Bu, sejak kapan susah tidur ?”
P : ”Sebenarnya sudah lama mi
dok, karena sejak setelah operasi tahun 2000 kurasa susahmi tidurku...”
DM : ”Berarti sudah sekitar sejak 10 tahun
yang lalu ya ?”
P : ”Iya dok...”
DM
: ”Apakah selama 10 tahun ini, ibu
tiap hari merasakan susah tidur ?”
P : ”Memang sejak setelah operasi dok
saya sudah susah tidur, tapi hanya kadang-kadang ji dok,,,tapi beberapa hari
ini,yaaa kira-kira seminggulah dok saya betul-betul tersiksa, pernah sampai
tidak tidur sampai pagi. Akhirnya pusing-pusing rasanya kalau pagi... ”
DM : ”Kalau boleh tahu, operasi apa waktu itu ?”
P : ”Operasi angkat kandungan dok...
waktu itu ada miom di kandunganku..”
DM : ”Kira-kira apa yang kita
pikirkan sampai susah tidur bu ?”
P
: ”mmmm....begini dok, saya susah
tidur karena selaluka ingat-ingatki efeknya kalo sudah angkat
kandungan...seringka baca di buku atau di majalah, katanya perempuan yang sudah
tidak punya kandungan akan lebih gampang dikena penyakit, misalnya pengeroposan
tulang... itumi yang saya takutkan dok...Jadi itumi yang bikinka tidak tenang
hingga susah tidur sampai sekarang.....”
DM : ”Kalau susah tidur, biasanya ibu bikin
apa ?”
P : ”Biasa membaca dok, kalau bukan buku
agama ya buku kesehatan....”
DM : ”Selain masalah itu,
kira-kira ada lagi yang ibu pikirkan ?”
P : ” Ndak adaji kayaknya dok, cuma ituji
yang paling membuat saya takut...”
DM : ”Ibu sudah pernah berobat ke dokter
sebelumnya ?”
P : ”Iye sudah dok,,waktu
tahun 2007 saya ke psikiater, trus disana dikasikanka obat...”
DM : ”dengan obat itu apa ibu merasa sudah
bisa tidur ?”
P : ”iya dok, bisama tidur.... tapi
setelah saya pikir-pikir, saya ndakmaumi minum obat terus. Obat kan racun dok,
jangan sampai saya ketergantungan.....hehehe,,tapi pas ndak minum obat,jadinya
ndak bisaka lagi tidur dok”
DM : ”Obat itu tidak bikin
ketergantungan ibu karena memang pada saat sekarang ibu sedang butuh
pengobatan. Bagaimana dengan nafsu makannya ibu ?”
P : ”yaa,, agak menurun dok,,
sekarang saya malas makan...karena ketakutan mungkin di’ dok?”
DM : ”iya, ketakutannya ibu itu juga bisa
mempengaruhi nafsu makan. Ibu sering minum kopi ?”
P : ”Ndak sukaka kopi dok...”
DM : ”Ibu biasa merasa jantung
berdebar-debar dan keringat yang banyak ?”
P
: ”Tidak ji dok....”
DM : ”Sering sakit ulu hatinya bu?”
P : ”iya dok, sering.”
DM : ”Mungkin karena belum makan jadi sakit?”
P : ”hmmm..Biasa sudah makan, tapi sakit tonji dok..”
DM : ”Ada pembantu RT di rumah bu?”
P : ”Ndak ada dok,,, ”
DM : ”Jadi siapa yang mengurus rumah ?”
P : ”sendiriku ji dok,, saya ji yang
masak, mencuci, ngepel, yaaa biasalah dok pekerjaan ibu rumah tangga…”
DM : ”Akhir-akhir masih kuat kerjakan itu
semua bu?”
P : ”dulu kuat, tapi sekarang cepatka capek dok.....”
DM : ”Jadi kalau sudah capek, ibu
tidak selesaikan pekerjaan-pekerjaan itu?”
P
: ”Tidak dok.”
DM : ”Oia bu, apakah sering
cerita ke suami tentang ketakutan-ketakutan yang selalu ibu rasa?”
P
: ”Seringji dok, tapi suami malah
marahika. Katanya jangan terlalu sering baca buku karena nanti malah bikin
tambah takut-takut saja.”
DM : ”Sepertinya memang perkataan
suami ibu ada benarnya. Ibu pernah tidak mengalami hal-hal aneh atau kejadian
luar biasa?”
P : ”Maksudya dok?”
DM : ”Misalnya pernah melihat
hal-hal yang tidak nyata atau mendengar suara-suara aneh ?”
P : ”mmm.. nda ji kayaknya dok.”
DM : ”Tadi malam bagaimana tidurnya bu?”
P : ”Tidurji dok tapi
terbangunka jam 3 terus sudah ndak bisa tidur sampai sekarang.”
DM : ”Okelah bu, saya rasa cukup
bincang-bincangnya. Makasih ya bu...”
P : ”iya dok, sama-sama...”
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Seorang wanita umur 40 tahun, wajah sesuai
umur, kulit sawo matang, tinggi badan ±154cm, proporsi badan normal, berpakaian
rapi muslimah.
2. Kesadaran : Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati, Perhatian :
1. Mood :
Murung
2. Afek : Depresi
3. Empati : Dapat
dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan
umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik
4. Daya ingat : Jangka panjang
baik, jangka pendek baik, dan jangka segera baik.
5. Pikiran abstrak : baik
6. Bakat kreatif : tidak ditelusuri
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi :
Tidak ada
2. Ilusi :
Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
a.
Produktivitas : Cukup
b.
Kontinuitas : Relevan,
koheren
c.
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a.
Preokupasi : Masalah
penyakit pasien
b.
Waham : Tidak ada
c.
Obsesi : Tidak ada
d.
Fobia : Tidak ada
e.
Fantasi : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Cukup
G. Daya Nilai
- Norma sosial : Baik
- Uji daya nilai : Baik
- Penilaian realitas : Baik
H. Tilikan
(insight) : Derajat 6 (sadar
kalau dirinya sakit dan perlu pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Fisik
·
Status internus : T = 100/70 mmHg, N = 71x/menit,
S
= 36,7◦C, P = 17x/menit
·
Tuliskan pula hal-hal bermakna lainnya yang anda temukan
pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan Lab dan penunjang lainnya : Tidak dilakukan
pemeriksaan
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita 40 tahun datang ke RS dengan keluhan susah tidur sejak 10
tahun yang lalu yang dirasakan kadang-kadang. Keluhan memberat sejak 1 minggu
yang lalu, dimana pasien sudah tidak dapat tidur hingga pagi hari. Pasien
mengaku bahwa ia susah tidur karena memikirkan dirinya yang telah menjalani
operasi angkat kandungan pada tahun 2000. Pasien sering membaca di
buku-buku/majalah mengenai banyaknya efek samping yang dapat terjadi akibat
operasi angkat kandungan, salah satu yang dipahami pasien yakni terjadinya
pengeroposan tulang. Hal itulah yang membuat pasien ketakutan sehingga menyebabkan
susah tidur karena memikirkannya hal itu terus-menerus. Pasien juga mengaku
sering pusing pada pagi hari, cepat lesu jika melakukan aktifitas sehari-hari
seperti : memasak, mencuci, mengepel dan nafsu makan pasien juga berkurang.
Pasien pernah berobat ke psikiater pada tahun 2007 dengan keluhan yang sama dan
diberikan obat. Dengan obat tersebut pasien merasa sudah dapat tidur. Namun,
beberapa hari kemudian pasien merasa takut akan ketergantungan obat karena
pasien menganggap obat adalah racun, sehingga menghentikan obatnya tersebut.
Hasilnya pasien kembali menjadi susah tidur.
Dari status mental, pasien mempunyai kesadaran baik,
psikomotor tenang, verbalisasi tenang dengan intonasi sedang, kooperatif
terhadap pemeriksa, mood murung, afek depresif, dan empati dapat dirabarasakan.
Pada fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai
dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi baik, orientasi (waktu, tempat, dan
orang) baik, daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan jangka segera baik,
pikiran abstrak baik, bakat kreatif
tidak ditelusuri, dan kemampuan menolong diri sendiri baik. Tidak
ditemukan ganggun persepsi, arus pikiran, pengendalian impuls, dan daya nilai.
Tetapi ditemukan gangguan dalam isi pikiran yaitu pada preokupasi dimana pasien
memikirkan masalah penyakit yang terdapat pada pasien. Tilikan derajat 6 dan
taraf dapat dipercaya.
V.FORMULASI DIAGNOSTIK
Dari autoanamnesis dan
alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu pasien susah
tidur, pusing, nafsu makan berkurang dan cepat lesu jika beraktivitas. Keadaan
ini menimbulkan penderitaan bagi pasien dan bisa digolongkan sebagai Gangguan Jiwa. Dari status mental,
tidak didapatkan hendaya dalam menilai realita, sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non-Psikotik. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan organobiologik sehingga digolongkan
ke dalam Gangguan Jiwa Non-Organik.
Pemeriksaan Status Mental pada
pasien ditemukan afek depresif. Ditemukan pula gejala-gejala berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas, nafsu makan berkurang,
dan tidur terganggu. Dari gejala di atas, pasien telah memenuhi 2 dari 3 gejala
utama depresi dan ditambah 2 dari gejala lainnya sehingga dapat digolongkan ke
dalam Episode Depresif Ringan (F.32.0). Disamping
itu, juga tampak adanya gejala somatik pada pasien seperti susah tidur dan
nafsu makan berkurang sehingga berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis sebagai Episode Depresif Ringan Dengan Gejala
Somatik (F32.01).
Diferensial
diagnosis dari Episode Depresif Ringan Dengan Gejala Somatik (F32.01) yaitu
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang (F31.3).
Untuk menegakkan diagnosis pasti dari Diferensial diagnosis ini:
a) Episode yang sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0) ataupun sedang
(F32.1);dan
b) Harus ada
sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran dimasa
lampau.
Tetapi pada
pasien ini hanya memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan, tidak ada
episode afektif hipomanik, manik, atau campuran dimasa lampau, sehingga
diferensial diagnosis ini dapat tersingkirkan.
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
(Sesuai PPDGJ-III)
·
Aksis I :
Episode
Depresif Ringan Dengan Gejala Somatik (F32.01).
·
Aksis II :
Tidak
cukup data untuk menentukan ciri kepribadian.
·
Aksis III :
Tidak
ada kelainan organik
·
Aksis IV :
Stresor berupa post operasi histerektomi
·
Aksis V :
GAF Scalae 70-61: beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
VII. DAFTAR PROBLEM
1.
Organobiologik :
Tidak ditemukan adanya gangguan, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter sehingga pasien memerlukan farmakoterapi.
2.
Psikologik : Tidak ditemukan hendaya dalam menilai
realita tapi tampak adanya gejala depresi sehingga pasien membutuhkan
psikoterapi.
3. Sosiologik : Ditemukan
adanya hendaya dalam bidang sosial, hendaya dalam bidang pekerjaan dan waktu
senggang sehingga pasien butuh sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
1. Faktor Pendukung :
·
Tidak adanya kelainan organik
·
Stresor psikologik jelas
·
Adanya dukungan keluarga
·
Pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan
2. Faktor Penghambat :
·
Pasien tidak teratur minum obat
Jadi dapat disimpulkan prognosis pasien tersebut
adalah baik.
IX. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
EPISODE
DEPRESIF (F32)
·
Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :
-
Afek depresif,
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
·
Gejala lainnya :
(a)
Konsentrasi dan perhatian berkurang
(b)
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
(c)
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
(d)
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
(e)
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
(f)
Tidur terganggu
(g)
Nafsu makan berkurang
·
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan
tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar
biasa beratnya dan berlangsung cepat.
·
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0),
sedang (F32.1), dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal
(yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah
satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33.-)
EPISODE
DEPRESIF RINGAN (F32.0)
Pedoman Diagnostik
·
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
depresi seperti tersebut di atas
·
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a)
sampai dengan (g)
·
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
·
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya
sekitar 2 minggu
·
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan
sosial yang biasa dilakukannya
Karakter kelima : F32.00 = Tanpa gejala somatik
F32.01
= Dengan gejala somatik
Pemeriksaan Status Mental
pada pasien ditemukan afek depresif. Ditemukan pula gejala-gejala berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas, nafsu makan berkurang,
dan tidur terganggu. Dari gejala di atas, pasien telah memenuhi 2 dari 3 gejala
utama depresi dan ditambah 2 dari gejala lainnya sehingga dapat digolongkan ke
dalam Episode Depresif Ringan (F.32.0). Disamping
itu, juga tampak adanya gejala somatik pada pasien seperti susah tidur dan
nafsu makan berkurang sehingga berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis sebagai Episode Depresif Ringan Dengan Gejala
Somatik (F32.01).
Pada pasien
ini diberikan pengobatan farmakoterapi Amitriptylin karena obat ini merupakan
obat anti depresi, golongan trisiklik. Sesuai dengan keluhan utama pada pasien
ini yaitu susah tidur, dimana obat ini memiliki efek samping sedatif relatif
besar dan diberikan pada pasien muda yang lebih besar toleransi terhadap efek
samping tersebut sehingga pada malam hari pasien dapat tidur.
Prognosis pada pasien ini baik karena faktor pendukung
: tidak
adanya kelainan organik, stresor psikologik jelas, adanya dukungan keluarga,
pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan sedangkan faktor penghambatnya hanya pasien tidak
teratur minum obat.
Faktor psikoanalitik dan
psikodinamika dari gangguan depresi menurut Sigmund Freud mendalilkan suatu
hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan
yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi
dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara
satu-satunya bagi ego untuk melepaskan satu objek. Ia membedakan melankolia
atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan
penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan
mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.
X. RENCANA TERAPI
a)Farmakoterapi:
Amitryptilin 25 mg 0-0-1
b)Psikoterapi:
-Ventilasi:
memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya
sehingga pasien merasa lega.
-Konseling:
memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami
kondisi dirinya.
c)Sosioterapi: memberi
penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang keadaan
pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses
penyembuhan pasien.
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan
penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat
yang diberikan.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..