MIOPATI
Di bawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik
di bagian ILMU PENYAKIT SARAF
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
A.
PENDAHULUAN
Definisi
Kata
miopati digunakan untuk berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan
anatomis dan biokimia pada dan di sekeliling lempeng akhir motorik, dalam serat
otot, atau dalam jaringan ikat dari otot, dan tidak disebabkan oleh lesi sistem
saraf.1
Miopati
mempunyai beberapa gambaran umum. Penyakit pada otot hampir selalu bilateral
dan seringkali bahkan simetris dalam penyebarannya. Kecuali pada miotonia
kongenital, otot-otot, dan oleh karena itu juga kekuatan ototnya secara
perlahan berkurang. Tanda-tanda neurologis seperti gangguan sensorik,
fasikulasi, fibrilasi, reaksi degenerasi dan fenomena spastik tidak ditemukan
(menghilang). Miopati menunjukkan gejala kelemahan otot-otot batang
tubuh dan ekstremitas proksimal. Dapat pula terjadi kelemahan pada fleksi
dan/atau ekstensi leher, dan kelemahan pada otot-otot ekspresi wajah. Pola
berjalan yang khas adalah waddling (langkah sisi). Pada penyakit yang didapat,
atrofi otot dapat relatif ringan setidaknya pada tahap awal penyakit dan
refleks tendon masih baik.1,
2
B.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian miopati
herediter di seluruh dunia sekitar 14%.
Dari keseluruhan penyakit tersebut, penyakit central core (16%), nemaline rod (
20%), centranuclear berjumlah (14%), dan multicore (10%).
Prevalensi
distrofi muskular lebih tinggi pada laki-laki. Di Amerika Serikat, distrofi
muskular Duchenne dan Becker terdapat 1
dari 3300 laki-laki. Keseluruhan insiden distrofi muskular adalah sekitar 63/1
juta.
Insiden miopati
inflamatorik diseluruh dunia berkisar antara 5-10/100.000 orang. Kelainan ini
lebih sering terjadi pada wanita.
Insiden dan
prevalensi dari miopati endokrin dan metabolik tidak diketahui. Miopati
kortikosteroid merupakan yang tersering pada tipe miopati endokrin dan gangguan
endokrin lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Miopati metabolik
jarang terjadi, tetapi diagnosisnya
meningkat di amerika Serikat.
C.
ETIOLOGI
MIOPATI
A.
Miopati
Primer
Distrofi Muskular
Distrofi
muskular merupakan kelompok heterogen kelainan bawaan yang sering dimulai pada
usia kanak-kanak dan secara klinis ditandai oleh kelemahan serta pelisutan otot
yang progresif.3
Mutasi kode-kode
genetik untuk berbagai komponen dari kompleks distrofin-glikoprotein
menyebabkan distrofi otot, suatu sindroma yang ditandai oleh kelemahan otot
progresif. Sebagian basar dari bentuk penyakit ini menimbulkan kecacatan berat
dan berakhir fatal.4
1. Distrofi
Muskular Terkait-Kromosom X
- Duchenne
Muscular Dystrophy
Merupakan
penyakit dengan kelainan X-linked resesif, biasanya juga disebut
pseudohypertrophic muscular distrophy, distrofi jenis ini paling sering
ditemukan dengan insiden kejadian 30 dari 100.000 kelahiran laki-laki. Anak
laki-laki yang terkena terlihat normal pada saat lahir tetapi kemudian menjadi
lemah saat usia 5 tahun dan kelemahannya ini akan membuatnya bergantung pada
kursi roda ketika usianya menjelang 10 hingga 12 tahun. Penyakit distrofi
muskular duchenne terus berjalan progresif hingga terjadi kematian pada usia
20-an. Kelemahan dimulai pada otot-otot lengkung panggul yang kemudian meluas
kelengkung bahu. Perubahan patologis juga ditemukan pada jantung dan gangguan
kognitif tampaknya merupakan komponen penyakit tersebut.3
Duchenne
distrofi disebabkan oleh mutasi gen yang mengkode distrophin, protein a427-kD yang berlokasi pada permukaan
sarkolema di serabut otot, dimana protein ini bertanggung jawab atas tranduksi
gaya kontraktil dari sarkomer intrasel ke matriks ekstrasel. Mutasi yang umum terjadi adalah delesi. Pada
otot pasien hampir selalu tidak terdapat distrofin yang bisa dideteksi lewat
pemulasan atau pemeriksaan biokimiawi.3,
4
- Becker
Muscular Distrophi
Distrofi muskular becker merupakan
bentuk kelainan muscular atrophi X-link resesif yang mengenai lokus genetik
yang sama seperti distrofi muskular duchenne namun lebih jarang terjadi dan
jauh lebih ringan dengan onset yang tejadi kemudian pada usia kanak-kanak dan
remaja. Distrofi muskular becker juga mempunyai progresivitas dengan kecepatan
yang lebih lambat dan lebih bervariasi. Otot pada pasien ini memiliki jumlah
distrofin yang berkurang dan biasanya mempunyai berat molekul yang abnormal
dengan mencerminkan mutasi yang memungkinkan sintesis beberapa protein.2,
3
Kontraktur yang
mencolok dapat dikenali sejak masa kanak-kanak atau masa remaja, biasanya
tampak adanya kelemahan otot. Kardiomiopati merupakan ancaman kehidupan yang
bisa mengakibatkan kematian mendadak.3
2. Distrofi
Muscular Autosom
Sebagian distrofi muscular autosom
mengenai kelompok otot tertentu, dan diagnosisnya yang spesifik ditegakkan
terutama berdasarkan pola klinis kelemahan otot. Kelompok distrofi muskular
autosom serupa dengan distrofi muskular yang terkait kromosom X dan kelainan ini
dinamakan distrofi muskular lengkung ekstremitas (LGMD : limb girdle muscular
dystrophies).
Distrofi
muskular lengkung ekstremitas mengenai otot proksimal batang tubuh dan
ektremitas dengan pewarisan yang bisa bersifat autosom-dominan (LGMD 1) atau resesif
(LGMD 2). Mutasi protein yang berinteraksi dengan protein distrofin ditemukan
pada sebagian LGMD.
3. Distrofi
Miotonik
Distrofi
miotonik merupakan kelainan autosomal-dominan yang intensitasnya cenderung
meningkat dan pada generasi berikutnya muncul diusia yng lebih muda. Distrofi
miotonik ditemukan dengan kelainan cara berjalan yang terjadi sekunder karena
kelemahan otot-otot dorsiflexor kaki, kelemahan berlangsung progresif dengan
diikuti atrofi otot-otot wajah dan akhirnya terjadi ptosis.2
Miotonia
yaitu kontraksi terus-menerus sebuah kelainan otot yang terjadi diluar kehendak
(involunter), merupakan gejala neuromuskular yang utama pada penyakit ini.
Distrofi motorik merupakan satu-satunya distrofi yang menunjukkan perubahan
patologis dalam gelendong otot dengan pembelahan, nekrosis, dan regenerasi
serabut.2
Pada berbagai bentuk klinis
miotonia, waktu relaksasi otot menjadi lebih panjang setelah melakukan
kontraksi volunter. Miotonia tersebut disebabkan oleh gen-gen abnormal pada
kromosom 7, 17, atau 19 yang menyebabkan kelainan saluran-saluran ion Na+ atau
Cl-.
Gangguan
Turunan Lainnya :
1.
Miopati Kanal Ion
- Paralisis
periodik hipokalemik, hiperkalemik,dan normokalemik
Episode kambuhan paralisis hipotonik
berkaitan dengan kadar kalium serum yang bervariasi. Paralisis periodik
hiperkalemik disebabkan oleh mutasi dalam kanal natrium otot (gen pada kromosom
17).
- Hiperpireksia
Maligna
Kelainan
ini merupakan sindrom autosom dominan dengan krisis hipermetabolik yang terjadi
secara dramatis (takikardi, takipnea, spasme otot dan kemudian hiperpireksia)
dan dipicu oleh anestesia.
2.
Miopati Metabolik
Mutasi gen-gen
yang mengkode enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein menjadi CO2 dan H2O di otot serta proses
pembentukan ATP, akan menyebabkan miopati metabolik.2,
4
Manifestasinya
sangat beragam, bergantung pada kelainan genetik tertentu. Tetapi semuanya
memperlihatkan gejala ketidaktahanan terhadap kerja dan kemungkinan terjadinya
kerusakan otot yang disebabkan oleh pengumpulan metabolit-metabolit yang
toksik.
3.
Miopati kongenital
Kelompok
penyakit otot ini ditandai oleh kelemahan otot proksimal atau menyeluruh yang
bersifat nonprogresif atau progresif lambat dengan onset pada usia dini dan
hipotonia (floppy babies) atau kontraktur sendi yang berat (artrogriposis).
4.
Miopati Mitokondria
Miopati
mitokondria secara khas ditemukan pada usia dewasa muda dengan manifestasi
kelemahan otot proksimal yang kadang-kadang disertai kelainan berat otot mata.
Kelemahan dapat disertai gejala neurologis lain, asidosis laktat dan
kardiomiopati.2
B.
Miopati
Sekunder (didapat)
Miopati
inflamatorik
1. Polimiositis
Polimiositis
dapat terjadi secara terpisah atau berhubungan dengan penyakit autoimun
jaringan ikat, misalnya sklerosis sistemik, alveolitis fibrosa, dan sindrom
Sjogren.2
2. Dermatomiositis
Dermatomiositis
berhubungan dengan miopati inflamasi dengan karakteristik ruam kulit keunguan
pada wajah (heliotrop). Pada buku-buku jari, dinding dada anterior, dan tempat
lain terutama bagian ekstensor dapat timbul ruam kulit ungu kemerahan. Pada
sebagian kecil pasien dengan dermatomiositis, terutama laki-laki berusia lebih
dari 45 tahun, terdapat dasar keganasan misalnya karsinoma bronkus atau
lambung.2
Miopati
akibat gangguan metabolik dan endokrin:
- Penyakit
tiroid :
-
Miksudema bersamaan
dengan miopati
-
Hipertiroid
- Disfungsi
paratiroid :
-
Hipotiroid menyebabkan
tetanus
-
Hipertiroid menyebabkan
miopati proksimal
- Disfungsi
kelenjar pituitari ( misalnya menyebabkan penyakit addison) miopati
terjadi akibat disfungsi adrenal atau disfungsi tiroid.
- Kortikosteroid
-
Penyakit cushing
-
Steroid eksogen,
khususnya dosis tinggi ( diatas 25 mg per hari)
- Biokimia
:
-
Hipokalemia dan
hiperkalemia menyebabkan kelemahan otot dan miotoni
-
Dapat disebabkan oelh
beragam paralisi periode akut (genetik)
-
Akibat gangguan
gastrointestinal akut
-
Akibat penyakit
endokrin
-
Penyakit ginjal
-
Puasa yang lama
- Diabetes
mellitus
Miopati akibat induksi obat :
-
Statin
-
Steroid
-
Kokain
-
Kolkisin
Infeksi :
-
Trikinosis
-
Toxoplasmosis
-
HIV
-
Virus coxsackie
-
Influenza
-
Penyakit Lyme
Polimialgia reumatik :
-
Miopati proksimal yang
berhubungan dengan nyeri otot
PATOFISIOLOGI
Sebagian miopati
kongenital atau miopati herediter adalah penyakit kronik dengan progresifitas
yang lambat. Miopati herediter disebabkan adanya mutasi kode-kode genetik untuk
berbagai komponen dari kompleks distrofin-glikoprotein menyebabkan distrofi
otot, suatu sindroma yang ditandai oleh kelemahan otot progresif. Sebagian
basar dari bentuk penyakit ini menimbulkan kecacatan berat dan berakhir fatal.4
Mutasi
gen-gen yang mengkode enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein menjadi CO2 dan H2O di otot serta
proses pembentukan ATP, akan menyebabkan miopati metabolik.2,
4
Miotonia
disebabkan oleh gen-gen abnormal pada kromosom 7,17, atau 19 yang menyebabkan
kelainan saluran-saluran ion Na+ atau Cl-.
TANDA DAN GEJALA
Miopati mempunyai
beberapa gambaran umum. Penyakit pada otot hampir selalu bilateral dan
seringkali bahkan simetris dalam penyebarannya.1
Meskipun gejalanya
tergantung dari jenis miopati, namun beberapa gejala umum dapat terlihat.
Skeletal muscle weakness adalah tanda tersering pada miopati. Dengan beberapa
tanda seperti miotonia, paramiotonia congenita. Ada dua kelainan distrofi
muskular herediter, kelemahan dan atrofi, dan tidak dapat relaksasi setelah
kontraksi.5
Sebagian
besar miopati, kelemahan awalnya terjadi pada otot bahu, lengan atas, dan
pelvis (proksimal muscle). Pada beberapa kasus,
otot distal dari tangan dan kaki juga ikut terlibat selama proses
perjalanan penyakit.5,
6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang, meliputi :2,
5
- Pemeriksaan
lab :
a. Elktrolit,
kalsium, magnesium
b. Serum
mioglobin
c. Hitung
darah lengkap
d. LED,
autoantibodi ( pada penyakit yang didapat )
e. Kreatinin
kinase (dilepaskan dari sel-sel otot yang rusak)
- EMG
- Biopsi
otot
- Urinalisis
: mioglobinuria diindikasikan bila urinalisis (+) dengan sedikit RBCs pada
evaluasi mikroskopik
- Tes
fungsi tiroid
- AST
KOMPLIKASI
Komplikasi
yang dapat terjadi, antara lain :5
- Aritmia
jantung
- Hipertensi
- Disfagia
- Gangguan
pernapasan
- Endokrinopati
- Katarak
- Seizure
dan displasia cerebral
- Kematian
DIAGNOSIS BANDING
Beberapa
penyakit yang dapat menyebabkan kelemahan otot :5
-
Sindrom Guillain-Barre
-
Sindrom Eaton-Lambert
Myasthenic
-
Myastenia gravis
-
Serebral palsi
-
Atrofi muskular
spinalis
-
Hipomielinasi neuropati
kongenital
-
Neuropati perifer
TERAPI
Terapi
miopati tergantung dari penyebabnya. Keberhasilan terapi miopati adalah untuk
memperlambat progresivitas penyakit dan mengurangi gejala. Terapi obat-obatan
pada distrofi muskular dan miopati inflamatorik untuk mencegah keadaan yang
memperberat kerja otot pada miopati metabolik.6
Setelah dilakukan
konfirmasi histologis, adalah dengan kortikosteroid dan imunosupresan, misalnya
azatioprin. Pasien harus dimonitor selama beberapa tahun dan banyak yang masih
mengalami kelemahan otot. Varian histologis yaitu miositis badan inklusi, tidak
responsif terhadap terapi. Kondisi ini merupakan penyakit otot didapat yang
relatif sering, dan umumnya menyerang pria usia lanjut.2
Terapi
untuk miopati inflamatorik, biasanya dengan obat-obatan yang dapat menekan
sistem imun. Prednison adalah obat yang biasa digunakan pada miopati
inflamatorik.6
PROGNOSIS
Prognosisnya
bergantung dari etilogi dan diagnosis spesifiknya. Kematian dan kecacatan
akibat miopati bergantung pada etiologi dari kelainan, beratnya penyakit, dan
adnya kondidi yang mengancam Pada kasus miopati endokrin, prognosis biasanya
bagus. Miopati progresifitasnya berkembang pada saat dewasa lebih baik
prognosisnya dibandingkan yang berkembang selama masa kanak-kanak.6
Referensi
1. Duus
P. Diagnosis Topik Neurologi. In: Suwono W, editor. Sistem Motorik. 2 ed.
Jakarta: EGC; 1996. p. 73.
2. L G. Lecture Notes Neurologi. In:
Safitri A, Astikawati R, editors. Saraf dan Otot. Jakarta: Erlangga; 2008.
3. Harisson T. Harisson's Principle of
Internal Medicine. In: Resnick W, Wintrobe M, editors. muscular Dystrophies and
Other Muscle Disease. America: McGraw-Hill Companies; 2005. p. 2527-31.
4. Ganong W. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. In: Widjajakusumah M, editor. Jaringan Peka Rangsang: Otot.
Jakarta: EGC; 2003. p. 62.
5. Bethel C. Myopathies. Medscape reference
2009.
6. Swierzewski S. Myopathies. Available
at: URL: HealthCommunities.com Accessed agustus, 2011.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..