OTOACOUSTIC EMISSION (OAE)
Pemeriksaan OAE dilakukan untuk menilai apakah
koklea berfungsi normal. OAE
merupakan respon akustik nada rendah terhadap stimulus bunyi dari luar yang
tiba di sel sel rambut luar (outer hair cells/ OHC’s ) koklea. Telah
diketahui bahwa koklea berperan sebagai organ sensor bunyi dari dunia luar.
Didalam koklea bunyi akan dipilah-pilah berdasarkan frekuensi masing, setelah
proses ini maka bunyi akan diteruskan ke sistim saraf pendengaran dan batang
otak untuk selanjutnya dikirim ke otak sehingga bunyi tersebut dapat
dipersepsikan. 1,2
Kerusakan
yang terjadi pada sel-sel rambut luar, misalnya akibat infeksi virus, obat obat
ototoksik, kurangnya aliran darah yang menuju koklea – menyebabkan OHC’s tidak
dapat memproduksi OAE. OAE adalah suatu teknik pemeriksaan koklea yang relatif
baru, berdasarkan prinsip elektrofisiologik yang obyektif, cepat,
mudah,otomatis, non invasif, dengan sensitivitas mendekati 100%. Kelemahannya
dipengaruhi oleh bising lingkungan, kondisi telinga luar dan tengah,
kegagalannya pada 24 jam pertama kelahiran cukup tinggi, serta harga alat
relatif mahal.1,2
Analisa
gelombang OAE dilakukan berdasarkan perhitungan statistik yang menggunakan
program komputer. Hasil pemeriksaan disajikan berdasarkan ketentuan pass–
refer criteria, maksudnya pass bila terdapat gelombang OAE dan refer
bila tidak ditemukan gelombang OAE. Pemeriksaan OAE dapat dilakukan di ruang
biasa yang cukup tenang sehingga tidak memerlukan ruang kedap suara (sound
proof room). Juga tidak memerlukan obat penenang (sedatif) asalkan bayi/
anak tidak terlalu banyak bergerak. 1
Prinsip pemeriksaan OAE adalah mengukur emisi yang
dikeluarkan oleh telinga saat suara menstimulasi koklea. Teknik ini sensitif
untuk mengetahui kerusakan pada OHC, dapat pula digunakan untuk memeriksa
telinga tengah daN dalam. Kriteria hasil pemeriksaan yaitu pass atau
refer. Jika terdapat gelombang OAE maka bayi dapat melewati tes OAE (pass),
berarti bayi tersebut tidak mengalami gangguan pendengaran. Jika tidak
ditemukan gelombang OAE berarti ada gangguan pendengaran (refer), maka
harus dilakukan tes lanjutan. 1
Cara kerja alat ini dengan memberikan stimulus bunyi
yang masuk ke liang telinga melalui insert probe, dengan bagian luarnya dilapisi karet
lunak (probe tip) yang ukurannya dapat dipilih sesuai besarnya liang
telinga, menggetarkan gendang telinga, selanjutnya melalui
telinga tengah akan mencapai koklea. Saat stimulus bunyi mencapai OHC koklea
yang sehat, OHC akan memberikan respon dengan memancarkan emisi akustik yang
akan dipantulkan ke arah luar (echo) menuju telinga tengah dan liang
telinga. Emisi akustik yang tiba di liang telinga akan direkam oleh mikrofon
mini yang juga berada dalam insert probe, selanjutnya diproses oleh
mesin OAE sehingga hasilnya dapat ditampilkan pada layar monitor mesin OAE.
Kerusakan pada OHC misalnya akibat virus, obat-obat ototoksik, kuranganya
oksigenasi dan perfusi yang menuju koklea menyebabkan OHC tidak dapat
memproduksi gelombang OAE. OAE tidak muncul pada hilangnya pendengaran lebih
dari 30-40 dB. Pemeriksaan OAE dapat menentukan penilaian klinik telinga
perifer/jalur preneural, namun tidak dapat memeriksa adanya gangguan saraf
pendengaran atau respon otak/jalur neural terhadap suara. OAE dipengaruhi oleh
verniks kaseosa, debris, dan kondisi telinga tengah (cavum tympani).
Neonatus usia kurang dari 24 jam liang telinga terisi verniks kaseosa yang akan
keluar dalam 24-48 jam setelah lahir, sehingga hasil refer 5-20% bila
skrining dilakukan 24 jam setelah lahir. Angka refer <3% dicapai bila
skrining dilakukan usia 24-48 jam KarenA perjalanan
stimulus bunyi menuju koklea maupun emisi akustik yang dipancarkan oleh koklea
ke liang telinga harus melewati telinga tengah; maka sebelum pemeriksaan OAE
harus dipastikan bahwa telinga tengah dalam kondisi normal dengan pemeriksaan timpanometri.
Kelainan pada telinga tengah akan memberikan hasil
positif palsu. 1
Faktor lain yang mempengaruhi hasil tes OAE yaitu
ukuran probe (harus sesuai dengan ukuran liang telinga), posisi penempatan
probe (tidak ada kebocoran atau celah udara dan posisi probe harus lurus ke
arah gendang telinga) serta kebisingan eksternal maupun internal1
Pemeriksaan OAE sensitif
untuk mengetahui adanya kerusakan pada disfungsi outer haircell pada koklea.
Pemeriksaan OAE juga cukup efektif sebagai alat screening karena selain
sensitif juga cukup murah. Minesota Newborn Hearing Screening Program memakai
OAE sebagai standar pemeriksaan awal, apabila didapatkan abnormalitas baru
diperiksa dengan ABR. Otoacoustic Emission atau OAE merupakan
skrining pendengaran secara obyektif, namun tidak dapat memberikan informasi
tentang derajat gangguan pendengaran seorang bayi atau anak. 1,3
JENIS
PEMERIKSAAN OAE
Dikenal
2 jenis pemeriksaan OAE, yaitu Spontan dan Evoked OAE. Spontan OAE dapat timbul
tanpa adanya stimulus bunyi, namum tidak semua manusia memiliki Spontan OAE
sehingga manfaat klinisnya tidak diketahui. Evoked OAE adalah OAE yang terjadi
pasca pemberian stimulus, dibedakan menjadi Stimulus Frequency OAE
(SFOAE), Transient
Evoked OAE (TEOAE) dan Distortion Product OAE (DPOAE). 32,33
1.
SFOAE
Merupakan respon yang
dibangkitkan oleh nada murni yang panjang dan terus menerus, jenis ini tidak
mempunyai arti klinis, dan jarang digunakan. 32
2.
TEOAE
Untuk memperoleh emisi TEOAE digunakan stimulus bunyi click
yang onsetnya sangat cepat (milidetik) dengan intensitas sekitar 40 desibel.
Secara otomatis akan diperiksa 4–6 jenis frekuensi. Spektrum frekuensi yang
dapat diperiksa TEOAE adalah 500 - 4500 Hz untuk orang dewasa dan 5000–6000 Hz
pada bayi. TEOAE tidak terdeteksi pada ketulian >40 dB. Bila TEOAE pass berarti
tidak ada ketulian kohlea, sebaliknya bila TEOAE reffer berarti ada
ketulian kohlea lebih dari 40 dB. Umumnya hanya digunakan untuk skrining
pendengaran bayi/anak.13
3.
DPOAE
Mempergunakan 2 buah stimulus bunyi nada murni sekaligus,
yang berbeda frekuensi maupun intensitasnya. Spektrum frekuensi yang dapat
diperiksa lebih luas dibandingkan dengan TEOAE, dapat mencapai frekuensi tinggi
(10.000 Hz). DPOAE (+BERA) digunakan untuk mendiagnosis auditori neuropati,
monitoring pemakain obat ototoksik dan pemaparan bising,menentukan prognosis
tuli mendadak (sudden deafness) dan gangguan pendengaran lainnya yang
disebabkan oleh kelainan koklea.32
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..