DASAR DIAGNOSIS TOPIS KLINIS NEUROLOGI
oleh : Dr. Arifin Limoa, Sp.S(K)
Susunan neuromuskulus atau susunan pergerakan
I. TERDIRI DARI SUSUNAN PIRAMIDALIS
o Sel motoris di korteks motorik
o Traktus kortikobulber membentuk
traktus piramidalis
o Traktus kortiko spinalis
o Menyalurkan impuls motorik pada sel-sel motorik
batang otak dan medula spinalis.
o Traktus kortiko bulber mempersarafi sel-sel
motorik batang otak secara bilateral, kecuali nervus VII & XII.
o Berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik
untuk gerak otot tangkas.
Dalam klinik
gangguan traktus piramidalis memberikan kelumpuhan tipe UMN berupa:
parese/paralisis
spastis disertai
dengan tonus meninggi
o
hiperrefleksi
o
klonus
o
refleks
patologis positif
o
tak ada
atrofi
Kelainan traktus piramidalis setinggi :
- Hemisfer : memberikan gejala-gejala hemiparesi tipika
- Setinggi batang otak : hemiparese alternans.
- Setinggi medulla spinalis : tetra/paraparese.
Rangkaian neuron di
korteks selanjutnya membentuk jalan saraf sirkuit meliputi berbagai inti di sub
korteks.dan kemudian kembali ke tingkat kortikal. Terdiri dari :
o korteks serebri area 4s, 6, 8
o ganglia basalis antara lain nukleus kaudatus,
putamen, globus pallidus, nukleus Ruber
o formasio retikularis, serebellum. Susunan ekstrapiramidal dengan formasio retukularis :
o Pusat eksitasi / fasilitasi : mempermudah
pengantar impuls ke korteks maupun ke motor neuron.
o Pusat inhibisi : menghambat aliran impuls ke
korteks/motor neuron.
o Pusat kesadaran
Susunan ekstrapiramidal
berfungsi untuk:
o Gerak otot dasar / gerak otot tonik
o Pembagian tonus secara harmonis
o Mengendalikan aktifitas piramidal
Gangguan pada susunan ekstrapiramidal :
o Kekakuan / rigiditas
o Pergerakan-pergerakan involunter:
o
Tremor
o
Atetose
o
Khorea
o
Balismus
III. LOWER MOTOR NEURON
o
Merupakan
neuron yang langsung berhubungan dgn otot
o
Dapat
dijumpai pada batang otak dan kornuanterior medulla spinalis
o
Pada
medula spinalis motor neuron :
o
Alfa motor
neuron ………impuls susunan piramidal
o
Gamma
motor neuron …… impuls dari EP
o
Gangguan
pada LMN memberikan kelumpuhan tipe LMN :
o
Parese
yang sifatnya lemas
o
Arefleksi
o
Tak ada
refleks patologis
o
Atrofi :
cepat terjadi
SUSUNAN SOMESTESIA
Perasaan yang
dirasa oleh bagian tubuh baik dari kulit, jaringan ikat, tulang maupun otot dikenal
sebagai somestesia. Terdiri :
o
Perasaan
eksteroseptif dalam bentuk rasa nyeri, rasa suhu dan rasa raba.
o
Perasaan
proprioseptif : disadari sebagai rasa nyeri dalam, rasa getar, rasa tekan, rasa
gerak dan rasa sikap.
o
Perasaan
luhur : Diskriminatif & demensional 3
a. Susunan eksteroseptif
- Disalurkan melalui traktus spinotalamikus
- Menghantar rasa nyeri, suhu & raba halus
- Reseptor :
- Nyeri
- panas à Ruffini
- dingin à Krause
- rasa raba à Golgi Mansoni
- Impuls-impuls diterima oleh reseptor à radiks posterior à kornuposterior à nukleus proprius melewati linea mediana à traktus spinotalamikus à ke rostral melalui medula oblongata pons & mesensefalon à nukleus ventroposterior lateralis talami berakhir pada girus posterior sentralis & korteks asosiasi.
b. Susunan Proprioseptif
- Disalurkan melalui :
- funnikulus dorsalis à girus post.sentralis , serebellum
o
traktus
spinoserebellaris dorsalis & ventralis
- Menghantar impuls :
- rasa tekan (vater pacini/ogan Golgi/muscle spindle)
- rasa getar
- rasa gerak
- rasa sikap
- rasa diskriminatif
o
Impuls
proprioseptif melalui radiks posterior kemudian disalurkan melalui funikulus
dorsalis (Goll dan Burdach) à nukleus Gracilis & Cumeatus di medula oblongata
à lemniskus medialis berakhir pada nukleus ventropost.lat. talami à kosteks sensorik.
à serebellum
Menentukan tinggi lesi medula spinalis berdasarkan :
o gangguan motorik
o gangguan sensibilitas
o gangguan susunan saraf otonom
Gangguan motorik
biasanya timbul kelumpuhan yg sifatnya paraparese / tetraparese
o
Paraparese
UMN : lesi terdapat supranuklear thd segmen medula spinalis lumbosakral
(L2-S2).
o
Paraparese
LMN : lesi setinggi segmen medula spinalis L2-S2 atau lesi infra nuklear.
o
Tetraparese
UMN : lesi terdapat supranuklear terhadap segmen medula spinalis servikal IV.
o
Tetraparese
:
§ ekst.superior LMN
§ ekst. Inferior UMN
Gangguan sensibilitas :
- Gangguan rasa eksteroseptif
- Gangguan rasa proprioseptif
- Biasanya yg dipakai u/ tinggi lesi à pemeriksaan eksteroseptif
Gangguan sensibilitas segmental :
o
Lipatan
paha : lesi Medula spinalis L1
o
Pusat :
lesi med.
spinalis thorakal 10
o
Papila
mammae : lesi med. spinalis th. 4
o
Saddle
Anestesia : lesi pada konus
Gangguan sensibilitas radikuler :
o
Ggn
sensibilitas sesuai dgn radiks post.
Ggn sensibilitas perifer :
Glove/stocking anestesia
Gangguan Susunan Saraf Otonom :
o
Produksi
keringat ………test perspirasi
o
Bladder :
berupa inkontinensia urinae atau uninhibited bladder.
§ Autonomic bladder / spastic bladder lesi medula spinalis supranuklear terhadap
segmen sakral.
§ Flaccid bladder/overflow incontinence lesi pada sakrall medula spinalis.
Lesi intrakranial berdasar kelainan motorik
- Hemiparese / hemiplegia
Tipika
Alternans
- Posisi ekstremitas : posisi dekortikasi, posisi deserebrasi
- Test fungsi batang otak : pernafasan, ref. batang otak
- Involuntari movement : ggn pd susunan ekstrapiramidal.
- Ggn. Koordinasi : ggn pd serebellum.
SARAF KRANIAL
NERVUS OLFAKTORIUS : saraf penghidu
- Reseptor à N.I à bulbus olfaktorius à trig. olf. à traktus olf. à
- korteks pyriformis (unkus / insula)
o
korteks
ass. (girus hipokampus)
- Gejala-gejala :
- Anosmia ….Foster kennedy Syndrome
- Hiperosmia
- Paroosmia
- Cacosmia
- Halusinasi Aura
Penyebab
:
- Radang
- Fraktura basis
- Tumor lobus frontalis
- Ateroosklerosis
- Hysteri
- Kel. Kongenital.
Tehnik pemeriksaan :
- Zat yg tidak mudah menguap
- Lobang hidung ditutup dan menghirup dalam-dalam
NERVUS OPTIKUS
Berfungsi untuk penglihatan
Impuls cahaya à retina à ser.af.àpap.N.II à N.II à for.opt. à chiasma opt. à trak.opt.à korp.gen.lat. à Tr.GC à * EW dan * Colc.sup à korteks ocipitalis
Gangguan nervus II
o
Lesi pd
N.optikus : buta total
o
Lesi pd
chiasma opt. : hemianopsia binasal / bitemporal.
o
Lesi pd
traktus optikus : hemianopsia homonim
o
Lesi pd
gen.kal : Quadran anopsia
Pemeriksaan N.II :
- Pem. Visus :
- hitung jari = 1/60
- lambaian tangan = 1/300
- dpt melihat cahaya = 1/~
- tak dpt melihat cahaya = 0
- Pemeriksaan lap. penglihatan :
- Perimeter
- Kampimeter
- Konfrontasi test
o
Hemianopsia scotoma
- Pem. Fundus : Pap. N.II : pap. Normal atau pap. patoologis
o
edema
papil
o
papil
atrofi
o
neuritis
optika (papilitis , neuritis retrobulber )
- Perepsi warna : Tes ishihara
NERVUS OKULOMOTORIUS (III), NERVUS TROKHLEARIS (IV), NERVUS ABDUCENS (VI)
N. III : Kol.sup: (Serabut motorik , serabut parasimpatik) à sinus kafernosus à fis.orb. sup.àotot2 ekstrabulbar : moi, mrs,mrm, mri.
N.IV : Kol.inf : (serabut motorik ) à sinus kafernosus à fis.orb.supà m.obl.sup
N.VI : Pons : (serabut motorik)à sinus
kafernosus à fis.orb.sup à m.rect.lat
Fisiologis gerakan bola mata : Konyugat & konvergensi
Pem. N.III, IV, VI :
- Gerakan bola mata : strab. Concomitans , strab.paralitikus (divergens, konvergens)
- Celah mata normal simetris : ptosis à miastenia & horner s’
- Pem. Pupil :
o
normal Ø 3
– 4 mm.
o
miosis –
midriasis
o
refleks
cahaya langsung / tdk langsung
o
refleks
akomodasi
o
ref.
siliospinale
Kelainan-kelainan pupil berupa :
- Argyll Robertson pupil
- Tonic pupil
- Horner sindrome
Parese N.III :
- Oftalmoplegia : Tot – ext. - int.
- Diplopia
- Strab. Difergens
- Ptosis
Parese N.IV. :
- Strab.konvergens ringan
- Diplopia
- Sulit melihat lat.bawah
Parese N.VI :
- Diplopia
- Strab.konvergens
- Parese N.VII
- Parese N.VI bilat. à TIK meninggi.
N.III, IV, VI :
o lesi terdpt pd fissura
orb. Sup.
o Sinus cavernosus
o tangkai
hipofise
NERVUS TRIGEMINUS (V)
- Somato motorik
Nukleus motorik N.V à pertengahan pons à portio minor à foramen ovale à N.V Cab.3 otot-otot
pengunyah, otot
dasar mulut
- Somato sensibel terdiri dari :
o
N.V cab.1
= N.oftalmikus : serabut aferen à fis.orb.sup à sinus
kavernosus à ganglion
Gasseri.
o
N.V. cab 2
= N.maksilaris : serabut aferen à for infra orbital à for.rotundum à sin.kavernosus à ganglion Gasseri
o
N.V cab.3
= N.mandibularis : aferen à for.ovale à gang. Gasseri.
Serabut-serabut aferen à ganglion gasseri à inti induk
somatosensibel à traktus
trigeminothalamikus à thalamus.
Pemeriksaan
- Fungsi motorik : Buka mulut, Palpasi m.masetter & temporalis
- Fungsi sensibel : Memakai jarum pentul / pem. Suhu
- Refleks :
- Refleks kornea
- Refleks bersin
- Refleks Masetter
Ingat :
- Bila ada ggn fisura orbitali superior à N.III, IV & VI, dan N.V Cab.1
- Sinus cavernosus : III, IV, VI & V cab.1 dan 2.
NERVUS FASIALIS (VII)
Serabut-serabut somatomotorik :
o Nuk.mot.N.VII à Neuraksis à Nuc.N.VI à meninggalkan btg otak à PAI à canalis
fasialis à for st.mast : dahi & mata (bilateral); mulut(unilateral)
Nukleus motorik N.VII
: persarafan secara bilateral dan secara kontralateral dr korteks motorik
hemisfer
- Visero sensorik (pengecap) :
2/3 bag. Depan lidah à korda timpani à ggl genikulatum à nukleus intermedius à nukleus traktus solitarius à thalamus
- Visero motorik (parasimpatik) :
Nuc.sal.sup :
à ggl sphenopal.à mukosa & kel.farings.
à can.fasialis à korda timpani: gl.sub
maks & gl.sub.ling
Gejala-gejala ggn N.fasialis
1.
Ggn.
Motorik : Parese
fasialis perifer dan Parese fasialis sentral
2. Ggn. Pengecap
3. Ggn. Pendengaran
Etiologi fasialis parese perifer :
- Infeksi
- Tumor
- Trauma kapitis
- Post operasii mastoidektomi
- Virus
- Idiopatis.
NERVUS AKUSTIKUS (VIII) :
- Nervus cochlearis
Serabut-serabut
somatosensorik yg khas untuk menghantar impuls akustis
Impuls akustis à reseptor (organon korti) à ggl spirale à PAI à nukleus cochlearis à lemniskus lateralis à korteks pendengaran (area 41) pd girus temporali post superior.
- Nervus Akustikus (VIII) :
- Nervus vestibularis
Serabut-serabut
somatosensorik u/ menghantar impuls keseimbangan.
Reseptor :
Neuroepitelium dr ampula senisirkularis & makula utriculus dan saculus à ggl vestibulare à PAI à nukleus vestibularis à pusat k’imbangan di otak
à serebellum
à motor neuron :
batang otak n.III,IV,VI dan med.spinal.servikal
Ggn. Susunan akustis :
o
Tuli à tuli kortikal, tuli konduktif, tuli perseptif
o
Tinitus
o
Hearing
scotoma
Pemeriksaan fungsi pendengaran :
- Rinne
- Weber.
Ggn. Susunan vestibuler :
- Nistagmus : grk. bola mata yg tak terkendali
- Fisiologis
- Patologis : okuler, vestibularis, serebellar
- Horisontal
- Vertikal dan penduler
- Vertigo : perifer: ggn labirin, neurinoma akustis, refleks venomen, meniere sindrome
- Vertigo sentral : ggn pd batang otak
NERVUS GLOSSOFARINGEUS (IX)
- Somato motorik : nuc.ambiguus à otot-otot bag.atas farings.
- Visero motorik (parasimpatis): nukleus salifatorius inf. à foramen jugulare à ggl ootikum à kelenjar parotis.
- Visero sensorik (pengecap) / somato sensorik :
- 1/3 lidah bgn belakang
- Mukosa farings, tonsil, kavum timpani
- Sinus karotikus.
Kelainan pada N.IX :
- Motorik : deviasi uvula,disfagi , regurgitasi, suara binding / sengau
- Visero sensorik dan somatosensorik :
- Refleks muntah menghilang,
- Ggn pd sinus karotikus : bradikardi (-)
- Dijumpai: vernet’s phenomen , vernet’s syndrome (IX, X, XI)
o
Neuralgia
Penyebab :
- Ggn pd medula oblongata
- Foramen jugulare
- Difteri à neuritis
NERVUS VAGUS (X)
- Somato motorik : nuk.ambiguus à pal.molle, larings, farings
- Visero motorik : nuk.dorsalis vagi : kelenjar , otot polos, organ.
- Visero sensorik : serabut-serabut aferen (faring, laring, trakhea, visc) à ggl nodosum à nukleus trak sol
- Somato sensorik : serabut aferen (kulit, mae, dura fossa posterior) à ggl jugulare à nukleus trak.spinalis nn.trig
Gejala-gejala :
- Ggn motorik : Afonia, Disfagia, Refleks muntah menghilang
- Sensorik : Anestesia, Batuk / nyeri bila ada lesi iritasi
- Parasimpatis
- Refleks okulokardiac terganggu
- Lesi iritasi : ~ Hipersekresi, ~ Bradikardi, ~ Dilatasi lambung
o
Lesi
paralitis : hiposekresi, takhikardi
Penyebab :
- Sentral / medula oblongata (CVD, tumor, dll)
- Perifer : alkoholisme, intoksikasi logam berat, infeksi : neuritis pd diptheri
NERVUS ASSESORIUS (XI)
- Motorik : Nuk. Motorik à eferen à foramen jugulare dan m.st.cl.mast
- Pemeriksaan :
- Atrofi
- Angkat bahu
- Sikap kepala
NERVUS HIPOGLOSUS (XII)
- Motorik : Nukleus hipoglosus (med.oblongata) à eferen à kanalis hipoglosus
- Gejala-gejala : Dysarthri , Deviasi lidah , Sulit menelan
- Lesi supranuklear : atrofi lidah tidak ada, Fasciculasi tidak ada
- Lesi infranuklear : Atrofi otot lidah, Fasciculasi positif
Cat.
Nukleus motorik hipoglosus mendapat persarafan sec.
kontralateral dr korteks motorik hemisfer.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..