TERE LIYE : Urusan Perasaan dan Perasaan
*Urusan
perasaan, perasaan, dan perasaan
Credit : Darwis Tere Liye on Facebook
Night, night.
Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya
akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg
kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan
lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu
ternyata semua itu lucu ya.
Tapi baiklah, karena page sy ini persentase
anggota remaja
hingga usia 22-nya tinggi sekali,
dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan
pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut
versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu
adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab
manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai,
seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2
perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya.
Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn
seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah
sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah
bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas
kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati.
Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan
berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona
waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah,
makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah
seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet
orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat,
lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2,
bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy
rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati.
Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya
pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2
agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya.
Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau
bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2,
tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye,
semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka
kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian
belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending
ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi
anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung
paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh
itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu
saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn
terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki
diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak
ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing
di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar
ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih
semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian
benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif.
Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar
manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset
canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi
saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat
sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu
sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan
bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa
yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh
cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja.
Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga.
Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah,
memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi
kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri
entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu
bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game
over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik,
teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar,
produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan
remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2
kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman
dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan.
Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta
ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak,
teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada
loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan
tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau
sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini
boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya,
maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan,
besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar.
Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan
tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin,
silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang
tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran
bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar.
Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya
panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu.
Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar.
Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi
tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu
misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik,
semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan
masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk
penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa
pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau
dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri
kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman
sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka
setan akan gigit jari.
Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu
alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2
yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi
positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian
akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa
memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus
memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini,
konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn
tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2,
orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus
menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg
akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.
Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun
lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini,
kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy
bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan
email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy
masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau
sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..