FORENSIK : PEMBAHASAN UJIAN LUKA TUSUK
Dari
hasil pemeriksaan luar , belum ada tanda-tanda pembusukan. Proses pembusukan akan
dipercepat dengan adanya panas, pada suhu lingkungan di atas 200C
misalnya pada daerah tropis, pembusukan akan dapat dilihat dalam waktu 24 jam.
Bila suhu lingkungan sesuai dengan suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri, maka
pembusukan akan cepat terjadi. Tanda awal pembusukan akan tampak sebagai warna
kehijauan pada daerah perut kanan bawah di mana usus besar di daerah tersebut
banyak mengandung cairan dan bakteri. Pada akhir minggu pertama tubuh akan
seluruhnya berwarna kehijauan dan akan tampak warna merah ungu. Pembentukan gas
dalam tubuh akan dimulai pada awal minggu kedua, akan dimulai di lambung dan
usus yang menyebabkan dinding perut tampak tegang.
· Dari
hasil pemeriksaan dalam, didapatkan limpa mengkerut, dan pada gambaran
mikroskopik tampak sinusoid tidak terisi darah. Hal ini menunjukkan adanya
kegagalan sirkulasi dilihat dari adanya perdarahan dimana tampak bekuan darah pada rongga dada sebelah kiri sebanyak lima ratus enam
puluh mililiter. Bekuan darah ini merupakan tanda adanya luka intravital,
dimana adanya faktor koagulasi yang berperan dalam proses pembekuan. Koagulasi
diawali dalam keadaan hemostatis dengan adanya cedera vaskular. Vasokonstriksi
merupakan respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan adhesi trombosit
pada kolagen pada dinding pembuluh yang terpajan dengan cedera. ADP dilepas
oleh trombosit menyebabkan agregasi trombosit ditambah oleh faktor III sehingga
mempercepat pembekuan plasma. Terjadi reaksi “kaskade”, aktivasi satu
prokoagulan menyebabkan aktivasi bentuk pengganti melalui rangkaian jalur
intrinsik maupun ekstrinsik. Jalur intrinsik diawali dari plasma yang keluar
terpajan dengan kulit atau kolagen di dalam pembuluh darah yang rusak. Faktor
XII, XI, IX harus dilibatkan sebelum faktor X diaktivasi. Langkah berikutnya
adalah pembentukan fibrin yang berlangsung jika faktor Xa, dibantu oleh
fosfolipid dari trombosit yang diaktivasi, memecah protrombin, membentuk
trombin yang selanjutnya memecahkan fibrinogen menjadi fibrin.2
Dari hasil pemeriksaan dan teori, dapat disimpulkan bahwa kematian terjadi kurang
dari 12 jam
karena didapatkannya lebam mayat yang hilang dengan penekanan, dan adanya kaku mayat
pada tangan dan kaki yang mudah dilawan,belum adanya ditemukan
tanda-tanda pembusukan memberikan makna bahwa kematian belum melewati 24 jam.2
Adapun perlukaan yang dialami oleh korban disebabkan karena
benda tajam dan bukan benda tumpul. Hal ini disokong oleh teori yang menyatakan
bahwa perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam memiliki tepi luka yang rata,
sudut luka yang lancip, dan tidak ditemukan adanya jembatan jaringan.
Sifat-sifat luka tersebut sesuai dengan yang diketemukan pada korban.3,5
Pada
tepi luka korban diketemukan sudut lancip dan tumpul, dengan panjang luka dua
puluh satu milimeter. Hal ini menandakan bahwa benda yang digunakan untuk
membuat luka tersebut bermata satu dengan lebar maksimal senjata dua puluh satu
milimeter.3,5
Dapat disimpulkan bahwa korban ini meninggal oleh
karena kegagalan sirkulasi akibat
perdarahan yang banyak karena robeknya bilik kiri dan serambi kanan jantung sebagai
akibat luka tusuk yang menembus rongga dada kiri oleh senjata tajam bermata
satu dengan lebar maksimal senjata dua puluh satu milimeter. Alasan ini didasarkan dengan ditemukannya bekuan darah berwarna merah
kecoklatan dan masih adanya pendarahan aktif minimal dari luka tusuk.3,5
-->
Mantep sodara..
BalasHapusBanyak banget visum tentang luka tusuk..
Membantu banget ni....