TRACE EVIDENCE “FOOT PRINT”



A.      Pendahuluan
Berdasarkan prinsip bahwa “setiap kontak meninggalkan bukti”, pakar-pakar forensic meneliti bahwa terdapat beberapa benda terkecil yang dapat dijadikan bukti. Definisi“trace” pada fase “trace evidence” adalah suatu hal problematik. Secara umum,  ilmu kedokteran forensic menggunakan istilah“trace evidence” untuk menjelaskan semua bukti sekecil apapun, atau lebih khusus lagi adalah semua bukti yang dianalisis dengan menggunakan teknik mikroskopik.1,2
Sebagian besar barang bukti bersifat nyata. Secara umum merupakan bagian dari kriminal dan ditemukan pada tempat kejadian perkara. Rambut, sidik jari, cat, darah, dan jejak kaki merupakan contoh-contoh dari barang bukti.3
Jejak kaki sangat membantu dalam investigasi tindakan kriminal. Jejak dapat meninggalkan informasi yang penting meskipun kita mungkin berpikir semua sepatu itu sama, dengan observasi yang hati-hati dan teliti, semua informasi dari jejak kaki ini dapat didapatkan. Jejak kaki itu sendiri dapat memberi informasi tentang orang yang mempunyai jejak tersebut, sepatu yang digunakannya, seberapa sering dia menggunakan sepatu tersebut, jejak itu juga meperlihatkan pola sol sepatu yang digunakan, darimana orang yang mempunyai jejak tersebut berada (kadang-kadang terdapat residu yang tertinggal dari tempat lain orang yang mempunyai jejak tersebut berada), seberapa tinggi orang tersebut dan kadang-kadang hingga seberapa berat orang tersebut. 4
Sering kali jejak kaki di tempat kejadian tidak dengan telanjang kaki. Untuk mengimbangi, para ahli membuat metode identifikasi dari jejak sepatu. Lekukan dari jejak sepatu apapun dapat dipelajari, direkam, dan dicocokkan dengan jejak yang ditemukan dilokasi lain. Oleh karena itu, jika kumpulan jejak kaki ditemukan di tempat kejadian, dapat dibandingkan dengan kumpulan jejak kaki ditempat kejadian yang berbeda. Jejak kaki yang sama memberitahukan penyidik bahwa orang tersebut termasuk dalam kedua bentuk kejahatan tersebut.5
Para ahli forensic juga dapat membuat penentuan pelaku berdasarkan jejak sepatu mereka. Ukuran sepatu memberikan mereka untuk memperkirakan tinggi dari pelaku. Dengan membandingkan seberapa dalam cetakan dengan ditanah, penyidik juga dapat menentukan berat dari pelaku yang meninggalkan jejak kaki tersebut. Dari semua metode ini dapat membantu mengetahui identitas pelaku.5
Bukti alas kaki dapat ditemukan dengan dua bentuk, jejak dan cetakan. Normalnya jejak digambarkan dengan 3 dimensi, seperti jejak pada lumpur atau material yang lunak; dan cetakan digambarkan dengan membuat cetakan dari permukaan yang berdebu, bubuk ataupun medium yang sama.6
Jika sebuah sepatu ditemukan pada TKP atau disita dari tersangka sebagai barang bukti, perbandingan sepatu tersebut dengan jejak dapat dibuat dan sampel dapat diambil dari sol sepatu tersangka yang dapat menghubungkannya dengan lokasi tempat kejadian kriminal dilakukan. Jejak kaki ini juga dapat mengindikasikan tempat masuk dan keluar kejadian perkara dan dapat memperlihatkan pergerakan pelaku ketika melakukan tindakan kriminal. Jejak kaki yang bermacam-macam juga dapat mengindikasikan jumlah pelaku yang terlibat dalam tindakan kriminal.4
 B.     Jenis-jenis jejak kaki
Bukti jejak kaki diklasifikasikan menjadi 3 kategori : 6
1.      Visible Prints

                 Visible print atau patent print muncul ketika alas kaki menempel pada substansi asing dan terkontaminasi oleh alas kaki tersebut kemudian terjadi kontak dengan permukaan yang bersih dan menekan permukaan tersebut. Jejak kaki ini dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat lain.Visible print yang umum ialah jejak pada permukaan yang kontras, seperti lantai dapur. Bermacam substansi seperti darah, pewarna, lumpur, pelumas, minyak dan air akan meninggalkan jejak yang mudah dilihat. Jejak tipe ini mesti diambil gambarnya, sebelum metode lain digunakan. Sebuah pengangkat debu elektronik dapat digunakan ketika  barang bukti terpenuhi debu.4,6
2.   Plastic Prints

            Plastic prints adalah jejak penekanan yang muncul ketika alas kaki menekan permukaan yang lembut seperti lumpur yang dalam, salju, pasir yang basah atau kotoran yang member jejak tiga dimensi. Jejak tipe ini mesti diabadikan dan kemudian dibuat cetakannya. Jejak tipe ini mempunyai tiga dimensi karena jejak ini membuat pemeriksa dapat melihat kedalaman, panjang dan lebar jejak kaki.4,6
3,   Latent Prints

         Latent print merupakan jejak yang sering terabaikan dan umumnya ditemukan pada permukaan yang halus. Jejak dapat dicari dengan cara yang samadengansidikjari yang laten. Jejak tipe ini membutuhkan bermacam bubuk, bahan kimia dan sumber cahaya yang bagus untuk memudahkan jejak itu terlihat untuk diambil sebagai barang bukti. Di hampir semua kasus, jejak ini juga harus diabadikan sebelum jejak tersebut menghilang.4,6

Komentar

Postingan Populer