HIDROCEPHALUS KOMPLEKS/ MULTILOCULATED VENTRIKEL/VENTRIKEL LOBULATED
I.
PENDAHULUAN
Hidrosefalus yang timbul
akibat adanya septum intraventrikular dikenal juga sebagai hidrocefalus
kompleks atau hydrocephalus loculated . Beberapa persamaan dari kompleks hidrosefalus
telah digunakan pada literatur seperti compartmentalized atau hidrocefalus
loculated. Kompleks hidrocefalus merupakan masalah yang cukup menantang bagi
dunia bedah syaraf. Terapi definitifnya adalah pembedahan, tapi masih
kontroversial. Terapi yang sering digunakan adalah shunting.
Beberapa ahli bedah menganjurkan stereotactic aspirasi pada kista dan
komunikasi dari kompartemen. Rekomendasi lain pada pembedahan mikro dengan
lisis kista intraventrikuler. Hasil yang baik dilaporkan setelah menggunakan
pendeketan transcortical atau pendekatan dengan transcallosal. Berdasarkan pengalaman, managenen secara neuroendoscopik
cukup menjanjikan. Endoskopi merupakan tatalaksana sederhana untuk fensetrasi
membran pada ruang cairan serebrospinal
yang terisolasi dan ventrikel.
II.
INSIDENS
Hidrosefalus kompleks biasanya ditemukan pada anak, terutama pada
neonatus, tanpa adanya perbedaan yang signifikan antara anak laki-laki dan
perempuan. Angka kejadian dari
meningitis neonatorum berkisar antara 0,13%-0,37% pada bayi cukup bulan, dan
1,36%-2,24% pada bayi kurang bulan. Hidrosefalus sebagai gejala sisa dari
meningitis neonatorum terlihat dengan jelas, dengan angaka kejadian mencapai
31%. Hanya ada beberapa laporan tentang multiloculated hidroosefalus. Beberapa
pasien dengan bacterial meningitis juga menunjukkan ventriculitis, dilaporan
sebanyak 92% kasus ditemukan saat otopsi dan 100% tampak secara klinis.
III.
KLASIFIKASI
Hidrocephlus kompleks terdiri atas uniloculated atau
multiloculated. Hydrocephalus uniloculated berarti adanya kista pada sistem
ventricular, juga pada supratentorial (terisolasi pada ventrikel lateral) atau
infratenorial ( terisolasi oleh 4 ventrikel). Multiloculated hydrocephalus
berarti terdapat kista yang banyak atau lokus yang terisolasi pada intraventrikuler. Hydrocephalus pada
satu lokasi biasanya terjadi oleh karena kelainan congenital disertai dengan
tidak terbentuknya jalur cairan cerebrospinal. Sedangkan multiloculated
hydrocephalus terjadi oleh karena post infeksi atau post inflamasi dengan hilangnya jarak
subarachnoid.
Membedakan tiap tipe sangat penting dikarenakan pathogenesisnya,
keberhasilan dari pengobatan dan prognosis dengan jelas berbeda.
a. Uniloculated hidrosepalus
Banyak variasi terjadinya hydrocephalus pada satu lokasi seperti
unilateral hydrocephalus atau ventrikel lateral yang terisolasi. Banyak tipe
seperti kista yang dapat terjadi tanpa disertai adanya hubungan sistem ventrikular.
Uniloculated sistem disebabkan oleh ventrikel lateral yang terperangkap,
obstruksi pada foramen monro oleh kista neuroepitel non koloid seperti ependima, plexus atau kista
arachnoid. Walaupun kista arachnoid merupakan tipe ekstradural juga dapat
disebabkan tanpa adanya sistem ventrikel. Selama plexus koroideus, kista, kista
neoplastik, dan kista paralitik (hydatid and kista kistiserotik) juga digambarkan
sebagai saluran myelodysplastik pada anak anak yang diperlukan oleh tekanan yang rendah, termasuk pada ventrikel kolateral. Ventikel
ipsilateral dilanjutkan ke cairan yang
banyak melalui tekanan yang rendah , sedangkan pada bagian kontralateral atau sistem
ventrikel menjadi dilatasi. Kebanyakan
pasien datang dengan keluhan
asimptomatik dan tidak membutuhkan pengobatan . bagaimana pun juga jika pasien
memperlihatkan pembesaran yang progresif
pada bagian lateral ventrikel yang kontralateral dan menimbulkan terjadinya gejala, walaupun pengobatan jarang dilakukan. Untuk memperbarui tekanan pada katup shunt
atau menambahkan simple shunt pada
sisi kontralateral telah direkomendasikan.
Banyak presentasi dari hydrocephalus pada satu lokasi ditemukan
pada pasien yang telah memasang shunt. Inflamasi dan perubahan reaktif terkait
dengan adanya kateter shunt, perdarahan, infeksi and terbentuknya jaringan skar
, terutama oleh karena obstruksi atau oklusi pada foramen monro, sehingga
menyebabkan terjadinya ventrikel yang terisolasi. Anatomi congenital mungkin
ada. Ke empat ventrikel dapat juga terjadi oleh karena obstruksi yang
terisolasi. cairan pada level aquaductus sylvii dan ventrikel ke empat
ventrikel . pada pasien yang telah di shunt dan ditempatkan sebagai post
meningitis atau post perdarahan hydrocephalus. Cairan cerebrospinal diproduksi
dari plexus coroideus secara bertahap, sebagai hasil progresivitas dilatasi
dari ke empat ventrikel yang dilanjutkan oleh compresi dari batang otak dan
parenkim cerebellum. Fungsi yang baik pada bagian ventricular shunt tidak hanya
menurunkan tekanan supratentorial, tapi juga menurunkan tekanan yang dibutuhkan
yang tetap pada aquaductus yang terbuka. Kadang kadang mengarah pada aquaductus yang kolaps. Konsekuensinya pada ventrikel tiga dan lateral menjadi
dekompresi, sehingga meninggalkan ventrikel empat yang melebar. Ventrikel empat
yang terisolasi diatur oleh masuknya ventrikuloperitonialn shunt ke dalam empat ventrikel atau oelh karena
craniotomy dan microsurgical kanalisasi
aquaductus atau penetrsi mikrosurgikal dari ke empat ventrikel. Dengan dilakukannya endoscopy neurosurgery seperi
endoskopi pada third ventrikulostomy dan rekonstruksi aquaduktus oleh
aqueducoplasty dengan atau tanpa stenting aquaduktus.
b.
Multiloculated hydrocephalus
Multioculated
hydrocephalus dikenal juga sebagai hydrocephalus
multiocular, hydrocephalus polycystic, penyakit otak polycystic atau
intraventrikular septal. Sistem ventricular bisa menjadi trabekula atau encysted dilanjutkan dengan meningitis bakterial
atau perdarahan matrix germinal. Faktor predisposisi diantaranya adalah berat bayi lahir rendah, bayi
lahir prematur, komplikasi perinatal dan kongenital malformasi sistem saraf
pusat. Pada penelitian yang dilakukan pada 24 pasien dengan multioculated hydrocephalus yang telah dioperasi
endoskopi didapatkan kista fenestrasi dan meningitis neonatal adalah penyebab
terbanyak (9kasus), dilanjutkan dnegan perdarahan intraventrikuler (6 kasus). Setelah operasi gliosis yang
sebelumnya telah terjadi shunt infeksi
(6 kasus) dan multiple kista neuro epithelial (3 kasus). Pada penelitian yang
dilakukan pada 34 kasus dari kompleks hidrosephalus yang telah dilakukan
operasi endoskopi, diantaranya didapatkan 21 kasus didapatkan hidrocepalus
uniloculated, 15 kasus dikarenakan oleh kista neuroepitelial nonkoloid, 3 kasus
dikarenakan oleh kista plexus choroideus, 2 kasus disebabkan oleh opst operasi
gliosis dan 1 kasus disebabkan oleh meningitis. Diantaranya 13 kasus multioculated hydrocephalus
didapatkan 4 kasus dikarenakan oleh
perdarahan intravenrikular, 4 kasus dikarenakan oleh multiple kista neuroepitel
dan 3 kasus dikarenakan oleh meningitis dan
2 kasus disebabkan oleh postoperative gliosis.
IV.
PATOFISIOLOGI
Patogenesis masih belum jelas, tapi dipercayai oleh karena
penyebab sekunder yaitu perubahan inflamasi dan gliosis setelah
ventrikulitis, terutama dikarenakan oleh
organisme bakteri gram negatif. Seperti
pada umumnya ditemukan pada meningitis neonatus, shunt infeksi, dan
perdarahan intraventrikular adalah hasil kelanjutan dari ventrikulitis. Dipercayai
bahwa septum memberikan peningkatan lokasi intraventrikular eksudasi dan
produksi debris oleh ventrikulitis, bahan kimia atau infeksi. respon Inflamasi
pada ependymal dapat berproliferasi dari jaringan glial subepyndemal, dimana
eksudat dan debris membentuk nidus pada formasi septal pada ventrikel. Septal tidak
hanya terkait pada ventrikular anatomy, tapi juga pada aliran yang normal dari
cairan csf terutama terakumulasi tanpa kavitas yang terlokalisasi dengan
dilatasi yang progresif dan efek dari massa. Ditemukan bahwa ventrikular yang berdilatasi
dan compartementalization membran yaitu memberikan gambaran membran yang translusen
dan sangat tebal. Mikroskopi septal terjadi oleh karena elemen fibroglial yang
bulat dengan sel polymorphonuclear. Karakteristik ditemukan pada ventrikulitis kronik adalah jarang
seperti gliosis subependymal, area yang kecil pada ependyma, dan glial memanjang
menembus ke lumen ventricular.
V.
GEJALA KLINIS
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial yang mengarah pada makrosefali pada bayi dan sakit kepala pada
anak yang lebih besar. Gejala lain termasuk kejang, gait ataksia,dan
hemiparese. Pertumbuhan yang terlambat dilaporkan lebih sering pada
multiloculated daripada uniloculated. Telah dijelaskan bahwa status neurologis
pada populasi pasien ini sangat jelek. Pasien dengan multiloculated
hidrosefalus diketahui sulit untuk di sembuhkan, dan sering compromises intellectually.
Pada suatu penelitian yang melibatkan 33 pasien pediatrik yang menjalani
craniotomy untuk fenestrasi dari multiloculated hidrosefalus yang progresif, 29
pasien (87,9%)
VII. DIAGNOSIS
1. Ultrasound
Penggunaan ultrasound
baik digunakan untuk neonatus dan pasien-pasien yang dengan open fontanel. Digunakan untuk
mengevaluasi pasien-pasien dengan kompleks hidrocefalus, sering menunjukkan
dinding kista dan mengungkap beberapa kompartementalisasi yang telah terjadi.
Termasuk diantaranya non radiasi, non infasif, memberikan gambaran multiplanar
dan pasien-pasien yang tidak perlu sedasi. Bagaimanapun, itu tergantung kepada
operator dan hal ini tidak bisa dianggap sebagai
modal diagnostic preoperative.
2. CT Scan
CT scan tanpa kontras
dapat digunakan untuk skrining pasien. Namun, kista biasanya memiliki densitas
yang mirip dengan cairan serebrospinal,
dan dinding biasanya transparan sehingga biasanya sulit untuk memvisualisasikan
dinding kista secara akurat. Meskipun
sekat mungkin tidak terlihat dalam proses penyakit awal, tinjauan secara
retrospektif temporal sering menggambarkan kompartementalisasi pola dari
progresif dan asimetris hidrosefalus.. Pada tahap lanjut, mungkin sulit untuk
mengenali ventrikel dan struktur
anatomi otak lainnya. Namun, CT scan tidak mampu mengidentifikasi adanya
komunikans atau nonkomunikans pada rongga.
3. MRI
Magnetic
Resonance Imaging dengan gadolinium dianggap metode
diagnostik pilihan untuk pasien dengan hidrosefalus yang kompleks. Kelebihannya
dibandingkan CT scan adalah adanya tampilan multiplanar memberikan gambaran
rinci dalam tiga potongan yang berbeda (axial, coronal, sagital), dan lebih
sensitif dalam menunjukkan sekat.
Perbedaan kadar protein pada kista ini dapat menggambarkan apa yang terkandung dalam cairan serebrospinal. Hal ini juga
dapat menunjukkan etiologi, seperti kista neuroepithelial. Namun, MRI tidak
mampu untuk memberikan informasi yang akurat mengenai apakah ini hidrosefalus
komunikans atau nonkomunikans.
4. Contrast CT
ventriculography
Bahan kontras disuntikkan ke dalam
sistem ventrikel atau kista untuk menilai ada tidaknya hubungan antara kista dengan sistem ventrikel dan memastikan
tepi dari kompartemen. Hal ini dapat dilakukan dengan menyuntikkan ml 1-2 dari
metrizamide langsung ke kateter proksimal dari sistem shunt yang sudah ada,
dengan kanula kista dengan jarum spinal 22-gauge, atau dengan menempatkan
sebuah extra ventrivular drain. Kepala pasien tersebut kemudian dipurat
sedemikian rupa hingga kontras memenuhi seluruh
ventrikel sehingga seluruh bagiannya tampak. Kemudian CT scan biasanya dilakukan 30-60 menit setelah
kontras diinjeksi.
Komentar
Posting Komentar
mampir comment dulu sodara..