Kasus DOKTER TIM SEPAK BOLA



Dr. Bagus, seorang dokter profesional, selalu menyediakan waktu untuk semua pemain baik untuk urusan medis maupun hal lain yang terkait dengan sepakbola. Para pemain sangat mempercayai dr. Bagus, demikian juga Tn. Agus, 24 thn, pemain yang satu bulan terakhir mengalami cedera dan dalam proses penyembuhan, selalu berkondultasi dan berobat kepadanya.

Sekali waktu dr. bagus mendapat undangan rapat evaluasi tim. Pada rapat evaluasi secara tegas manajemen mengatakan, demi target prestasi dan efisiensi pembiayaan tim, mereka memerlukan pemain yang siap mental dan fisik dalam waktu 1 bulan. Bagi mereka yang dalam kurun waktu itu diperkirakan tidak siap akan diputuskan kontraknya (PHK) dalam rapat evauasi tersebut. Manajemen meminta dr.Bagus melaporkan kondisi Tn.Agus yang masih memerlukan proses pemulihan dan pengobatan selama 2 bulan, besar kemungkinan Tn.Agus di PHK dan dr. Bagus akan kehilangan kepercayaannya dari Tn. Agus dan mungkin juga pemain lainnya. Sebaliknya, apabila dirinya tidak menyampaikan keadaan sesungguhnya , akan berbahaya bagi kesehatan Tn. Agus sendiri, karena dapat menyebabkan cedera ulang yang lebih parah disamping oleh manajemen,dr. Bagus dapat dinilai tidak cermat dalam bekerja. Bahkan ada kekhawatiran dirinya dinilai berbohong.
Akhirnya kepada manajemen dr. Bagus menyampaikan laporan tentang Tn. Agus sbb :”Bahwa Tn.Agus sampai saat ini cederanya membaik dan untuk kesempurnaan penyembuhan masih meerlukan waktu pemulihan dan istrahat hingga 2 bulan ke depan. Untuk itu disarankan evaluasi / peninjauan ulang kontrak Tn.Agus ditunda dalam kurun waktu itu, untuk melihat dan mengevaluasi perkembangan kondiainya.”
Dua minggu kemudian, dr. Bagus mendapatkan kabar bahwa Tn. Agus di PHK dari tim dengan alasan bahwa penampilan (performance) tekniknya tidak ada peningkatan sehingga tim tidak dapat melanjutkan kontraknya. Atas putusan ini, dr.Bagus hanya bisa menyesal dan merasa ikut andil dalam PHK Tn.Agus

Komentar

Postingan Populer